Desain yang berani yang mencirikan bangunan, lahir dari tangan-tangan mapan arsitek yang berkolaborasi dengan nilai-nilai kebudayaan.
Seperti Louvre di Abu Dhabi. Jean Nouvel merancang dengan struktur kubah 'terapung' yang akan terisi penuh dengan cahaya.
Sementara di Denmark, Rumah Lego karya Bjarke Ingel menciptakan pengalalaman yang luar biasa bagi pecinta 'batu-bata' tersebut.
Berikut sepuluh museum dan pusat kebudayaan paling populer, seperti dikutip dari Designboom:
1. Louvre Abu Dhabi
Museum ini secara resmi dibuka pada pertengahan November lalu. Membentuk sebuah 'kota museum', terdapat 55 bangunan individu, termasuk 23 galeri yang meniru pemukiman dataran rendah yang ada di sekitar wilayah Abu Dhabi.
Inti dari desain yang ambisius itu adalah sebuah kubah berukuran besar dengan diameter 180 meter, yang nampak mengapung di atas seluruh museum.
Struktur geometris yang kompleks, terdiri atas 7.850 'bintang', diulang pada berbagai ukuran dan sudut di delapan lapisan berbeda. Filter cahaya melalui perforasi untuk menciptakan efek yang disebut sebagai 'rain of light'.
2. Lego House
Museum ini didirikan di Billund, sebuah kota di Denmark dimana konsep Lego pertama kali ditemukan. 'Rumah Lego' karya Bjarke Ingel ini dibuka pertama kali pada September 2017.
Ada beragam atraksi, zona kreatif, serta area bebas yang dibuka secara umum di tempat ini. Diharapkan, 250.000 tamu dapat berkunjung ke tempat ini setiap tahunnya, atau sekitar 2.500 tamu pada hari-hari besara atau liburan.
3. Zeitz MOCAA
Museum seni kontemporer Afrika ini dibuka pertama kali pada September 2017. Sebagai museum terbesar yang didedikasikan untuk seni kontemporer Afrika dan diasporanya, museum ini berada di Afrika Selatan.
Interior museum ini terdiri atas sembilan lantai seluas 882,5 meter persegi. Silo biji-bijian yang sudah tidak digunakan sejak 1990 digunakan untuk mempercantik interior.
Sang arsitek, Heatherwick mengubah simbol kemajuan ekonomi negara tersebut menjadi pusat kebudayaan.
4. Misericordia Venice
Bangunan yang menjadi salah satu bangunan penting dan bersejarah dari warisan seni budaya dan kota ini, telah mengalami renovasi besar dan mengubahnya menjadi tempat pameran.
Diresmikan pertama kali pada 1583, bangunan ini menjadi salah satu dari tujuh 'Scuole Grandi' atau sekolah besar dari Venice.
Sejak awal 1800-an, bangunan itu sudah tidak lagi difungsikan sebagai sekolahan, tetapi sebagai barak militer, gudang, hingga akhirnya menjadi arsip negara.
5. White Cube Congo
Kubah putih rancangan OMA ini dibangun di lahan bekas perkebunan Unilever di Kongo. Tujuan utama dari pembangunan ini untuk menarik dukungan finansial. Di samping menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam memiliki kembali tanah mereka serta mengembangkan model ekonomi dan ekologi baru.
6. Teopanzolco Meksiko
Isaac Broid dan Productora merancang Pusat Kebudayaan Teopanzolco. Tempat ini merupakan sebuah auditorium berkapasitas 900 tempat duduk yang bersebelahan dengan zona arkeologi di Cuernavaca, Morelos, Meksiko.
Bangunan ini mencakup kemiringan yang ada di lokasi dan dilengkapi dengan auditorium terbuka di atap, sehingga memberikan pemandangan panorama reruntuhan piramida yang berdekatan.
7. Son Yang Won Memorial Museum
Di Provinsi Gyeongsang, Korea Selatan, Atelier KOMA menyelesaikan pembangunan monumen yang didedikasikan kepada seorang pengkotbah dan martir Kristen yang terbunuh pada 1950.
Museum tersebut mengandung ruang peringatan simbolis, dengan bangunan dan desain ruang pamerannya menggambarkan ketiga prinsip hidupnnya, yaitu perlawanan, pengorbanan dan rekonsiliasi pendeta.
https://properti.kompas.com/read/2017/12/30/234654021/tujuh-museum-ini-berarsitektur-unik