Sebagaimana diwartakan Bloomberg, Rabu (20/12/2017), Toys R Us telah mengumumkan laporan keuangan tiga bulanan terbarunya hingga 28 Oktober lalu.
Hasilnya merah dan membuat peritel itu mesti berpikir keras mengatasi keadaan. Penjualan dilaporkan merosot 89 juta dollar AS menjadi 2 miliar dollar AS dibandingkan periode sama tahun 2016. Jika dibuat persentase, nilai penjualan tersebut menurun 7 persen dari tahun sebelumnya.
Anjloknya penjualan tersebut membuat peritel bermarkas di New Jersey, Amerika Serikat itu mesti menanggung kerugian operasional yang membengkak. Sebelumnya 40 juta dollar AS, kini mencapai 208 juta dollar AS.
“Hasil tersebut menunjukkan tantangan lanjutan dari apa yang kami alami pada produk bayi dan anak-anak,” ujar Chief Executive Officer Toys R US Dave Brandon dalam pernyataan resminya.
“Kami menyadari perlunya perubahan agar dapat lebih memenuhi preferensi belanja konsumen yang kian berkembang,” sambung Brandon.
Untuk diketahui, pada September lalu, Toys R Us telah mengajukan kebangkrutan dan mempertimbangkan untuk menutup sedikitnya 100 toko di Amerika Serikat akibat lemahnya penjualan.
Sebelum mengajukan kebangkrutan, perusahaan tersebut juga telah terbebani oleh utang sebesar 5 miliar dollar AS.
https://properti.kompas.com/read/2017/12/20/101814721/penjualan-anjlok-lagi-toys-r-us-terancam-bangkrut