Salah satu material yang diklaim dapat memenuhi kebutuhan tersebut, antara lain High Performance Concrete (HPC).
Menurut Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta, HPC belum banyak diketahui masyarakat padahal memiliki kelebihan dari segi pemangkasan waktu konstruksi.
"Rata-rata pengecoran di Indonesia itu 120 meter kubik per jam. Saya pernah lihat 170 meter kubik per jam, itu hanya sekali. Di Shanghai sudah sampai 1.000 meter kubik per jam," ujar Davy saat SCG Concretalk 2017 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
HPC merupakan solusi yang ditawarkan oleh pemasok beton siap pakai. Karena tidak bisa diolah secara umum, HPC perlu penerapan beberapa teknik khusus agar bisa mencapai performa tinggi yang diinginkan.
Saat ini produk HPC yang paling canggih adalah Self Compacting Concrete (SCC) yang mulai menembus pasar Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
SCC ini tengah dikembangkan oleh Siam Cement Group atau SCG. Klaimnya, produk ini dapat membuat struktur lebih cepat selesai, hasil permukaan lebih baik, mudah dikerjakan, dan meningkatkan ketahanan.
"Kalau tekologi normal tidak akan bisa mengejar pembangunan, tetapi harus yang paling baru. Tetapi, yang pasti semua harus dikembalikan, apakah teknologi itu tepat guna atau tidak," tutur Davy.
Jayamix SCC diklaim memiliki karakter sangat mudah mengalir, menyebar, dan memadati area pengecoran tanpa pemadaan. SCC juga dinilai mengalami segregasi atau bleeding yang signifikan.
Terakir, SCC ini dapat mengakomodasi berbagai macam desain bangunan, mempersempit celah antar beton, dan mengurangi tingkat kebisingan.
Dengan karakteristik tersebut, SCC cocok digunakan pada struktur berdesain rumit dan bertulangan rapat.
https://properti.kompas.com/read/2017/12/14/140248821/dengan-hpc-konstruksi-beton-diklaim-lebih-efisien