Ajang yang memasuki tahun kelimanya ini mencari proyek unggulan baik dari profesional maupun generasi muda tentang konsep konstruksi berkelanjutan yang digabungkan dengan keunggulan arsitektur.
Tiga proyek dari Indonesia membawa pulang penghargaan Silver Award dalam kategori utama, Acknowledgement Ward dan Next Generation Award pada pengumuman yang dilakukan di Kuala Lumpur pada 23 November silam.
Daliana Suryawinata dan Florian Henzelmann dari SHAU Architects berhasil menggondol Silver Award LafargeHolcim Awards 2017 Asia Pasifik melalui proyek Microlibrary Fibonacci di Bandung, Jawa Barat.
"Kami beruntung bisa mendapatkan Silver Award. Microlibrary ini merupakan arsitektur dengan sebuah misi, yakni menjadi sarana belajar dan membaca bagi masyarakat," tutur Daliana di Jakarta Design Center (JDC), Jumat (8/12/2017).
Microlibrary Fibonacci berlokasi di sebuah taman di Bandung dengan desain minimalis dan teratur dengan baik. Bukan hanya perpustakaan, konsep SHAU ini juga meliputi fasilitas penyimpanan, toilet umum, dan mushala.
"Rancangan parametris bersatu dengan struktur spiral membuat microlibrary ini tampil mencolok di tengah taman. Bentuknya mampu mengundang orang untuk masuk dan pada bagian luarnya orang tidak akan mengira kalau bangunan ini merupakan perpustakaan, begitu masuk dia baru akan tahu dan bisa memilih sudut favorit untuk mulai membaca," jelas Florian.
Proyek rancangan SHAU ini hanya kalah dari atArchitecture yang merancang rumah bagi anak-anak termarjinalkan di Thane, sebuah kota di bagian barat India.
Pemenang berikutnya yang berasal dari Indonesia adalah SASO dengan rancangan proyek fasilitas pelatihan keterampilan di Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Fasilitas pelatihan keterampilan tersebut dibalut dalam sekolah yang dijadikan titik hubung untuk beberapa aktivitas masyarakat dan pusat pelatihan keterampilan di Pulau Flores.
Proyek rancangan SASO itu meraih tempat ketiga pada kategori Next Generation LafargeHolcim Awards 2017 Asia Pasifik.
Perwakilan Indonesia berikutnya yang berhasil membawa piala dalam ajang tersebut adalah firma arsitektur pppooolll.
Melalui proyek karya Kamil Muhammad dan Brahmastyo Puji berupa pusat pelatihan untuk pertanian organik di Parung, Jawa Barat, pppooolll berhasil menyabet penghargaan Acknowledgement Award LafargeHolcim Award 2017 Asia Pasifik.
Keberhasilan tiga perwakilan Indonesia menyabet penghargaan dalam ajang tersebut diapresiasi Suistanable Development Manager PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) Oepoyo Prakoso.
Menurut dia, antusiasme yang ditunjukkan arsitektur dari Indonesia mengikuti ajang ini cukup baik.
"Bayangkan saja dari 5.000 karya di seluruh dunia. Ada 400 submit dari Indonesia. Ini memang antusiasnya besar sekali ke Indonesia. Mereka datang dari seluruh Indonesia, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Aceh, dan lainnya. Datang dari berbagai kalangan, mereka berlomba demi menang. Alhamdullah, Indonesia menang di tiga proyek," pungkas Oepoyo.
LafargeHolcim Awards merupakan kompetisi yang dibagi dalam lima wilayah geografis. Masing-masing wilayah tersebut akan dinilai oleh juri dan tim ahli dari wilayah bersangkutan.
Indonesia yang termasuk wilayah Asia Pasifik dinilai oleh dewan juri dari Australia yakni Donald Bates, Chair of Architectural Design dan Profesor dari University of Melbourne serta Direktur dari LAB Architecture Studio.
https://properti.kompas.com/read/2017/12/08/224833721/tiga-perwakilan-indonesia-sabet-penghargaan-lafargeholcim-asia-pasifik