KompasProperti - Firma arsitek Elkus Manfredi dan Sasaki, baru-baru ini merilis masterplan untuk mengubah bekas lapangan terbang Angkatan Laut yang terletak di Boston selatan, menjadi sebuah kota cerdas.
Firma arsitek yang berbasis di Boston itu, diketahui telah merancang seluruh kawasan kota cerdas yang terletak sekitar 19 kilometer selatan Boston, dan dekat dengan Weymouth, Rockland, dan Abington.
Pengembang LStar Ventures yang pada dua tahun lalu mengakuisisi lahan seluas 607 hektar di sana, berambisi untuk mengembangkan komunitas baru dari bawah ke atas.
Di wilayah yang diakuisisi, sebelumnya beroperasi lapangan terbang mulai dari 1942-1997.
Salah satu tugas pokok lapangan terbang itu adalah mendukung tugas pokok pesawat tempur Angkatan Laut AS selama masa Perang Dunia II.
Bertajuk Union Point, proyek itu akan dikembangkan bersama dengan rancangan kota cerdas lainnya di AS dan Kanada, termasuk Altar Sidewalk Labs di tepi pantai Toronto dan sebuah kawasan di Arizona milik Bill Gates.
Layaknya kota cerdas pada umumnya, dalam pengembangannya akan digabungkan fitur berteknologi tinggi seperti kendaraan otonom, sistem cerdas untuk mengumpulkan berbagai data guna memperbaiki gaya hidup kota masa depan, hingga sistem manajemen perkotaan.
Elkus Manfredi dan Sasaki ingin agar proyek kota masa depan itu juga mempertimbangkan aspek desain lingkungan berkelanjutan di dalam proposal mereka.
"Menjadi sebuah paradigma baru dalam kehidupan kota cerdas dan terhubung, Union Point akan mendukung semua aspek kehidupan dalam satu tujuan yang mengilhami inovasi dan mengintegrasikan sistem teknologi, kehidupan dan sosial dengan keberlanjutan lingkungan, ekonomi dan sosial jangka panjang," kata tim seperti dikutip dari Dezeen.
"Hasilnya, akan tercipta sebuah komunitas yang menggabungkan kehidupan aktif kota cerdas yang menawarkan kelebihan kerapatan perkotaan dengan lingkungan yang sangat layak huni," lanjutnya
Elemen kunci di dalam proporsal ini adalah perombakan sistem transportasi, termasuk perancangan jalan, dan struktur parkir yang disesuaikan kendaraan otonom.
Jalur sepeda komprehensif serta kendaraan listrik otomatis, ditujukan agar masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi.
Garasi pribadi dirancang agar mudah beradaptasi, karena mobil pribadi ke depan tidak akan lagi digunakan.
Di dalam masterplan tersebut juga diusulkan untuk menggabungkan sistem antarjemput ke Massachusetts Bay Transportation Authority (MBTA).
Lingkungan yang dikembangkan juga akan terintegrasi dengan habitat alami. Konstruksi struktural nantinya hanya akan menempati sepertiga dari lokasi, menyisakan 405 hektar lahan yang akan difungsikan sebagai ruang terbuka hijau dan jalur hiking.
Selain itu, kawasan tersebut juga akan menerapkan sumber energi ramah lingkungan seperti panel surya dan pompa panas yang akan menjadi sumber energi.
Secara keseluruhan, kota cerdas ini akan mencakup 4.000 unit hunian dan 278.709 meter persegi yang akan difungsikan sebagai kantor dan ruang inovasi.
Beragam fasilitas komersial seperti restoran, pertokoan, fasilitas hiburan, seni dan budaya, serta kompleks olahraga juga akan dibangun.
Bangunan baru nantinya akan bergabung dengna struktur yang sudah ada, misalnya hanggar pesawat.
https://properti.kompas.com/read/2017/12/03/143429921/kawasan-eks-bandara-perang-dunia-ii-bakal-disulap-jadi-kota-pintar