Setidaknya, ada dua bentang utama yang digarap oleh perusahaan pelat merah yang berbasis di Surabaya tersebut.
Project Manager Jembatan Holtekamp Rizki Dianugrah menjelaskan, alasan utama PT PAL dipilih lantaran memiliki lokasi workshop yang lebih stabil dibandingkan Jayapura.
Selama ini, menurut dia, Jayapura diketahui memiliki kawasan yang rawan gempa. Dikhawatirkan, bila pekerjaan konstruksi dilakukan di sana maka tingkat resiko kegagalannya tinggi.
"Kalau di Jayapura dilakukan seperti itu, ada risiko gempa yang mungkin terjadi. Itu akan membahayakan proses pengerjaannya dan bangunan itu sendiri. Jadi isitilahnya selama metode konstruksi terpapar gempa itu akan berakibat fatal," kata Rizki kepada awak media di Surabaya, Rabu (29/11/2017).
Ia mengatakan, ada lima bentang yang dibutuhkan dalam pekerjaan jembatan sepanjang 400 meter ini.
Tiga bentang diantaranya yang berukuran masing-masing 50 meter telah rampung dan sudah dipasang.
Sementara, salah satu dari dua bentang utama yang digarap PT PAL, baru akan dikirim ke Jayapura pada Kamis (29/11/2017) esok. Bentang utama kedua akan menyusul dua pekan kemudian.
Saat ini, konstruksi bentang utama kedua baru mencapai 95 persen. Rizki memprediksi, pekerjaan konstruksi bentang utama itu akan rampung pada 4 Desember mendatang.
Fasilitas lengkap
Selain lantaran lebih aman, PT PAL dipilih lantaran memiliki fasilitas workshop yang lebih lengkap dibandingkan yang lain. Dari sisi crane, misalnya, kapasitas angkut crane yang dimiliki PT PAL cukup besar.
Kekuatan crane tersebut, menurut Kepala Departemen Planning Product Kontrol Divisi Kapal Niaga PT PAL Fathur Rozi, setara dengan kekuatan crane yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi kapal selam.
"Seandainya tidak ada alat itu, mungkin dari segi waktu jadi lebih lama, pekerjaan juga jadi lebih sulit. Dengan adanya fasilitas itu, pekerjaan jauh lebih mudah dan waktu juga lebih cepat," kata Fathur.
Dibutuhkan waktu empat bulan untuk mengerjakan konstruksi kedua bentang utama tersebut. Masing-masing bentang memiliki panjang 110 meter, tinggi 20 meter dan berat 2.000 ton.
"Cukup waktu bagi kita, mungkin akan molor kalau dikerjakan di luar (PT PAL). Karena mereka tidak punya fasilitas seperti PT PAL," tutup Fathur.
https://properti.kompas.com/read/2017/11/30/002846821/pt-pal-garap-bentang-utama-jembatan-holtekamp