Untuk diketahui, dua rangkaian MRT bertabrakan pada Rabu (15/11/2017) lalu di stasiun Joo Koon. Kala itu, sedikitnya 28 orang mengalami luka-luka dan mesti mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Menurut Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong, ada pelajaran penting dari insiden tabrakan MRT dan juga rentetan kasus-kasus sebelumnya. Akar permasalahannya perlu segera dibenahi agar kejadian serupa tak terulang.
"Kami telah membuat kemajuan, tetapi ada juga kemunduran," kata Lee di Jurong, Minggu (19/11/2017) seperti dilaporkan Channel News Asia.
Ia merujuk bahwa sebelum peristiwa kereta bertabrakan, MRT Singapura juga sempat lumpuh 20 jam pada Oktober lalu akibat terowongan banjir. Hal itu dipandangnya menggerus kepercayaan publik terhadap keandalan MRT.
“Warga menjadi frustrasi serta khawatir dengan rangkaian peristiwa tersebut dan hal itu bisa dipahami,” imbuhnya.
Lee mengakui bahwa peningkatan layanan MRT merupakan masalah rumit. Meski begitu, penguatan organisasi mesti terus dilakukan untuk mendorong kepuasan publik.
“Menteri Perhubungan Khaw Boon Wan dan timnya amat kecewa dengan kasus demi kasus MRT. Sekali pun usaha memperbaiki layanan membuahkan hasil, namun hal itu belum tentu dirasakan warga. Kepercayaan publik telah sedemikian merosost,” paparnya.
Dia mengutip artikel New York Times bahwa Singapura merupakan empat kota teratas dunia dalam hal keandalan jaringan kereta, selain Hongkong, Taipei, dan Los Angeles.
"Kami memang bukan yang terbaik. Hongkong lebih baik, Taipei lebih baik," pungkas Lee.
https://properti.kompas.com/read/2017/11/19/193000621/akibat-mrt-tabrakan-pm-singapura-sebut-kepercayaan-publik-merosot