Listrik tenaga gas itu akan dibangun di dua lokasi dalam Kawasan Industri Kendal (KIK). Lokasi pertama seluas 1 hektar, dan lokasi kedua seluas 1,5 hektar.
Direktur PT Kawasan Industri Kendal Stanley Ang menuturkan, pembangkit listrik tersebut akan digunakan untuk memasok listrik semua perusahaan yang ada di KIK. Saat ini, kebutuhan listrik KIK, masih dari PLN.
“Tahun ini, perusahaan yang sudah beroperasi di KIK baru ada 4. Di antaranya perusahaan furnitur, makanan dan sepeda," kata Stanley Ang kepada KompasProperti, Jumat (17/11/2017).
Menurut Stanley, sudah ada 36 investor yang akan mendirikan pabrik di KIK. Tahun ini, yang sedang membangun pabrik ada 2 perusahaan.
“Tahun depan, ada 8 investor, yang akan membangun pabrik di sini," sebut Stanley.
Terkait dengan hal itu, Bupati Kendal Mirna Anissa, siap membantu KIK dalam hal menarik investor. Termasuk saat akan membangun pembangkit listrik.
“Kalau semua cepat selesai, perusahaaan yang berdiri di KIK bisa cepat beroperasi. Otomatis, membutuhkan tenaga kerja. Sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di Kendal,” kata Mirna.
KIK merupakan kolaborasi strategis antara PT Jababeka Tbk, dengan raksasa investasi Singapura, Temasek Holdings.
Temasek masuk melalui Sembawang Corporation, sementara Jababeka melalui PT Graha Buana Cikarang.
Baik PT Graha Buana Cikarang maupun Sembawang Corporation menyertakan modal sebesar masing-masing 51 persen dan 49 persen dari total Rp 1,2 triliun yang disetor melalui PT Kawasan Industri Kendal.
Pengembangan kota mandiri seluas 2.000 hektar ini, akan menduplikasi kota mandiri Jababeka City.
Di dalamnya mencakup lahan industri sebanyak 10 zona, masing-masing memiliki luas 200 hektar, 15.000 hunian yang dilengkapi properti komersial, pusat bisnis dan fasilitas penunjang.
Selaku pengembang dan pengelola KIK, PT Jababeka Tbk mengklaim ada 20 investor baru yang akan berinvestasi di Jawa Tengah.
https://properti.kompas.com/read/2017/11/17/233000521/tahun-2019-pt-kawasan-industri-kendal-bangun-pembangkit-listrik-