Kamrussamad menilai ada berbagai insentif yang diberikan kepada investor di dalam KEK tersebut. Dia mencontohkan, investasi yang digulirkan Hong Thai di bidang industri pengolahan bahan baku kelapa, yang lebih penting saat ini adalah aspal Buton.
"Aspal buton juga telah membangun pabrik aspal untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang berkembang serentak hampir di semua daerah," ujarnya melalui siaran pers Hipka, Senin (6/11/2017).
Kamrussamad, yang juga pengurus Kadin Indonesia, mengatakan Kawasan Industri Morowali juga telah memberikan sumbangan besar dalam pertumbuhan ekonomi Sulteng. Pada kuartal III-2017 diprediksi sebesar 11,8 persen.
Di sisi lain, tambahnya, keberhasilan Sulteng saat ini terus tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan kjonomi nasional. Sinergi Pemda Sulteng dengan para pelaku dunia usaha di Sulteng khususnya dan investor dari luar pada umumnya dinilai punya andil besar.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada Jumat (20/10/2017) lalu, meresmikan beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Sekadar gambaran, KEK Mandalika diusulkan oleh PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Pemerintah menyetujuinya dengan dikeluarkannya PP No. 52 Tahun 2014 pada tanggal 30 Juni 2014.
Pengembangan KEK Mandalika yang mencakup lahan seluas 1.035, 67 hektare itu difokuskan untuk kegiatan utama Pariwisata.
Adapun dukungan dari pemerintah yang akan diberikan adalah perpanjangan runway Bandara Internasional Lombok, Revitalisasi Pelabuhan Lembar, serta Penanganan Jaringan Air Bersih kawasan Kuta dan sekitarnya.
https://properti.kompas.com/read/2017/11/06/211500621/hipki--kek-palu-dorong-gairah-ekonomi-sulteng