JAKARTA, KompasProperti - Sampai akhir Oktober 2017, pekerjaan konstruksi Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta sudah mencapai 83,07 persen.
Saat ini, PT MRT Jakarta tengah fokus menyelesaikan pekerjaan konstruksi stasiun dan depo, setelah seluruh box girder untuk jalur layang terpasang seluruhnya.
Menurut Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, seluruh pekerjaan konstruksi proyek ini masih sesuai target pelaksanaan. Hingga akhir tahun ini, diperkirakan konstruksi dapat mencapai 90 persen.
"Perkembangan konstruksi MRT telah mencapai 83,07 persen dengan rincian struktur layang sebesar 74,64 persen dan struktur bawah tanah sebesar 91,75 persen," jelas William di Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Ia menargetkan, sebagian besar pekerjaan konstruksi proyek MRT dapat rampung pada Juli 2018. Setelah itu, akan dilangsungkan proses uji coba kereta yang telah dipesan sebelumnya.
PT MRT telah memesan 16 set kereta, sejumlah 14 set akan dioperasikan dan dua lainnya sebagai cadangan.
Diperkirakan jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi yang terbentang sepanjang 16 kilometer itu sekitar 173.400 orang per harinya.
"Operasi ditargetkan Maret 2019," kata dia.
Dengan 14 kereta beroperasi, maka total tempuh rute fase satu yakni 30 menit, dengan jarak antarkereta 5 menit sekali.
Kereta akan diperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) yang merupakan teknologi terbaru di Indonesia.
Selain itu, rel kereta MRT akan menggunakan Direct Fixation Tract dengan Anti Vibration Sleeper untuk jalur layang, Direct Fixation Tract dengan PC Sleeper untuk jalur bawah tanah dan Ballasted Track untuk depo.
Adapun panjang rel yang sudah terpasang sejauh ini baru mencapai 2.530 meter dari total panjang keseluruhan kurang lebih 36 kilometer.
https://properti.kompas.com/read/2017/10/31/210000021/satu-setengah-tahun-lagi-warga-jakarta-bisa-naik-mrt