Hasilnya, aspal dinilai memiliki daya tahan lebih jika dicampur dengan plastik terutama terhadap deformasi jalan.
"Plastik ini meningkatkan kinerja aspal terhadap air. Terhadap retak juga tahan, tapi kalau (kadar plastik) terlalu banyak, malah mudah retak," ujar Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Puslitbang) Deded P Syamsudin di Asphalt Mixing Plant (AMP) Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (24/10/2017).
Ia mengatakan, aspal dengan campuran plastik juga aman terhadap panas dan tidak mudah meleleh.
Biasanya, suhu permukaan aspal hanya berkisar 55 derajat Celcius. Sementara itu, untuk membuat plastik meleleh dibutuhkan suhu di atas 100 derajat Celcius.
Adapun pemanfaatan plastik sebagai campuran aspal dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Plastik terutama yang berjenis kresek memiliki nilai rendah sehingga kurang diminati pemulung untuk didaur ulang.
Hal tersebut membuat kresek mencemari lingkungan bahkan sampai ke laut karena plastik sangat sulit terurai.
Untuk prosesnya sendiri, sebelum dicampur aspal, plastik kresek yang sudah dikumpulkan dicuci menggunakan sabun untuk menghilangkan kadar minyak yang melekat. Setelah itu, kresek dikeringkan dan dicacah.
"Ini bukan teknologi tinggi jadi tidak perlu alat apa-apa kecuali pencacah plastiknya. Setelah plastik dicacah, dimasukkan ke kantong-kantong lalu dimasukkan saja ke campuran aspal," kata Deded.
Berdasarkan hasil uji laboratorium, campuran beraspal panas dengan tambahan limbah plastik 6-10 persen menunjukkan peningkatan nilai stabilitas Marshall 40 persen.
Dari segi biaya, aspal campuran plastik juga jauh lebih murah dibanding tanpa plastik. Pasalnya, jalan dengan aspal tanpa plastik harus dilapisi berulang untuk mencapai stabilitas memadai.
https://properti.kompas.com/read/2017/10/24/161325321/aspal-plastik-teruji-tahan-air-dan-panas