JAKARTA, KompasProperti - Uji coba penggunnaan sampah plastik sebagai campuran aspal bakal kembali dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kali ini, uji coba dilakukan di jalan nasional di Makassar pada 23-24 Oktober dan rest area Jalan Tol Tangerang-Merak pada November 2017.
Kepala Bada Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan, sejauh ini uji coba sampah plastik sebagai bahan campuran aspal cukup baik.
"Dari segi kualitas, aspal plastik sudah teruji. Ujicoba sudah dilakukan di Bali dan Bekasi namun hanya dilakukan penghamparan," kata Danis di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Selasa (17/10/2017).
Untuk uji coba kali ini, Kementerian PUPR inigin melihat bagaimana proses pencampuran sampah plastik tersebut. Ia pun berharap, penggunaan sampah plastik sebagai bahan campuran aspal dapat mengurangi jumlah limbah plastik.
Sekadar informasi, dibutuhkan sekitar tiga ton plastik untuk mengaspal jalan sepanjang 1 kilometer.
Adapun panjang jalan nasional mencapai 47.000 kilometer. Artinya, diperlukan limbah plastik sebanyak 140.000 ton yang kemudian dicacah menjadi plastik ukuran 5 milimeter.
Siapkan pelatihan
Sementara itu, pengaplikasian sampah plastik sebagai bahan campuran aspal untuk melapisi seluruh jalan nasional, belum bisa dilaksanakan secara masif pada tahun ini.
Danis beralasan, kontrak kerja pengerjaan jalan pada tahun berjalan masih menggunakan aspal biasa. Di samping, belum banyak pemasok aspal plastik campuran yang digunakan sebagai untuk menjalankan proyek ini.
Namun, Danis menyatakan, Kementerian PUPR siap mendukung masyarakat yang ingin menjalankan usaha kecil, mikro dan menengah untuk memproduksi aspal campuran ini.
"Pemerintah siap memberikan pelatihan dan memberikan hibah mesin pengolahnya sebagai stimulan kepada masyarakat yang tertarik," kata dia.
Ia menambahkan, selain dapat mengurangi limbah plastik yang ada di lingkungan, pengolahan limbah plastik ini juga dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Lebih baik
Untuk pemeliharaan jalan, komposisi limbah plastik yang digunakan sebagai campuran aspal yaitu enam persen. Dari hasil uji laboratorium Pusat Litbang Jalan Kementerian PUPR, diketahui bahwa nilai stabilitas Marshall 40 persen dan lebih tahan terhadap deformasi dan retak lelah dibandingkan dengan campuran aspal panas standar.
Ketika dihampar sebagai aspal panas, hasil pengukuran suhu menunjukkan angka 150-180 derajat celcius. Artinya, plastik tidak terdegradasi dan masih jauh dari batas degradasi sampah yaitu 250-280 derajat Celcius atau suhu dimana plastik mengeluarkan racun.
Selain itu, ia mengatakan, penggunaan limbah plastik sebagai bahan campuran tidak akan mengurangi kualitas jalan. Bahkan, diyakini dapat menambah kerekatan jalan.
https://properti.kompas.com/read/2017/10/19/073448421/aspal-plastik-bakal-diuji-coba-di-makassar-dan-tol-tangerang-merak