Menurut Tengku hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk giat membangun infrastruktur di seluruh negeri supaya Indonesia memiliki daya saing tinggi di kancah global.
"Kehadiran jalan tol di Medan, Sumut ini memacu pembangunan ekonomi yang lebih baik. Selama 2-3 tahun terakhir, Sumut tumbuh 5-6 persen per tahun. Kami yakin setelah jalan tol ini pertumbuhan akan melebihi 6 persen," ujar Tengku.
Pembangunan infrastruktur pada masa pemerintahan Jokowi, imbuh Tengku, bertujuan untuk mengejar ketertinggalan daerah serta memberi manfaat pembangunan daerah agar lebih merata.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi meresmikan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi seksi 2-6 dengan total panjang 41,7 kilometer dari total 61,7 kilometer.
Sedangkan Medan-Binjai yang diresmikan adalah seksi 2-3 dengan panjang 10,5 kilometer dari total 16,7 kilometer.
"Pembangunan ruas jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi masih ada di Tanjung Morawa dan Sei Rampah yang mudah-mudahan dalam waktu dekat selesai (dibangun) karena pembebasan lahan sudah selesai," kata Tengku.
Pemegang konsesi Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi adalah konsorsium PT Jasa Marga Kualanamu Tol.
Perusahaan yang tergabung dalam konsorsium ini adalah PT Jasa Marga (persero) Tbk PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan kepemilikan sebesar 55 persen, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 15 persen, PT Waskita Karya (Persero) Tbk 15 persen dan PT Hutama Karya (Persero) 15 persen.
Adapun pemegang konsesi Medan-Binjai adalah PT Hutama Karya (Persero) yang didapat melalui penugasan pemerintah.
Penugasan ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 yang direvisi menjadi Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015.
https://properti.kompas.com/read/2017/10/14/093000621/tol-beroperasi-gubernur-sumut-targetkan-pertumbuhan-ekonomi-6-persen