Perumahan ini dikenal juga sebagai proyek rumah murah dengan uang muka atau down payment (DP) 1 persen. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikannya pada pertengahan Juli 2017 .
"Ini pertama kali saya masuk ke rumah ini. Baru saja serah terima kunci dan akan masuk rumah sekarang," kata Syifa, seorang warga Balikpapan, Selasa (10/10/2017).
Rumah yang Syifa beli ini berada di bagian belakang. Dia bisa memasuki rumah itu setelah satu tahun sebelumnya menanam uang muka.
"Menunggu satu tahun baru serah terima kunci ini. Tapi kondisi rumah masih 'jelek' ya mas. Kalau mau lihat rumah yang sudah jadi bagus, di bagian depan saja," kata Syifa.
Pembangunan rumah murah merupakan wujud dari Program Nasional Pembangunan Satu Juta Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Karenanya, harga rumah ini mendapat subsidi pemerintah, baik melalui uang muka maupun selisih bunga cicilan.
Di Balikpapan, rencananya dibangun 12.000 unit di dua lokasi. Tahap awal, di Bukit Batuah sebanyak 4.000 unit. Luas bangunan sekitar 36 meter persegi dengan luas tapak tanah 70 meter persegi.
Ada pun denah rumah mencakup dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan sebuah ruang keluarga yang jadi satu dengan kamar tamu maupun dapur.
Dindingnya dari batako dengan tulang dinding dari kayu ulin yang tidak diplester, dengan atap seng. Sementara di bagian dalam tidak berplafon, lantai juga tidak berkeramik.
Namun demikian, jaringan listrik sudah terpasang, sementara air bersih dari PDAM belum masuk.
Warga lain di kawasan itu mengungkapkan, mereka terpaksa harus membeli air bersih.
"Makanya kami beli tandon (penampung air) 4.200 liter sejak pertama menempati rumah ini," kata Nyonya Iskandar yang mengaku sebagai istri seorang petani yang bekerja di Kilometer 32 Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.
Karena itu pula, keluarga Iskandar ini rutin merogoh Rp 80.000 tiap minggu untuk membeli air bersih 1.200 liter.
"Waktu menempati rumah ini, listrik belum masuk, jadi sempat pakai lilin saja sebagai penerangan malam. Berlangsung 1 bulan. Air yang belum masuk ke kawasan ini," kata dia.
Iskandar dan keluarga menetap di rumah murah ini sejak awal 2017. Ia menjadi penghuni pertama di perumahan Pesona Bukit Batuah.
Selama lebih dari 8 bulan menetap di sana, ia mengaku merasakan lingkungan yang terbilang nyaman, menyenangkan, bahkan semakin ramai penghuni saja sejak Jokowi meresmikannya.
"Penuh semua terisi di barisan gang ini. Bagian depan kami sudah ada pemiliknya juga. Ramai di sini, mas," kata Iskandar.
Menurutnya, halaman depan, samping dan belakang rumah terasa lapang. Karena luas halaman itulah, mereka bisa membuat warung jajanan cukup besar di depan rumah.
"Kami memindahkan kamar mandi dalam ke belakang, biar lebih luas rumahnya," tuntasnya.
https://properti.kompas.com/read/2017/10/11/100559521/rumah-murah-yang-diresmikan-jokowi-mulai-ramai-dihuni