Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan apartemen berbasis TOD ini merupakan solusi untuk menyediakan hunian layak dan terjangkau.
Bahkan, masyarakat mendapat manfaat dengan tinggal di TOD karena bisa menggunakan transportasi publik berupa kereta komuter sehingga waktu perjalanan lebih singkat dibandingkan dengan membawa kendaraan pribadi.
"Kalau tinggal di TOD-TOD ini jadi orang kaya, mau pergi atau pulang dijemput kereta. Konglomerat mana yang punya kereta api, turun (dari unit apartemen) langsung naik kereta?" ujar Basuki saat peresmian TOD Pondok Cina.
Selain itu, kata dia, bepergian dengan kereta sekarang sudah nyaman karena dilengkapi pendingin udara atau air conditioner (AC).
Terlebih lagi, penggunaan transportasi publik juga bermanfaat untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan arteri.
"Ini bentuk pelayanan masyarakat dari pemerintah untuk bisa beralih ke transportasi publik dengan menyediakan hunian TOD," imbuh Basuki.
Oleh sebab itu, dia mengajak masyarakat untuk mendukung peran Perumnas sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor penyedia perumahan.
Dengan demikian, Perumnas bisa mengembangkan hunian-hunian berkonsep TOD lainnya sesuai perintah Menteri BUMN.
Apartemen TOD Pondok Cina sendiri dibangun 4 menara dengan total 3.693 unit. Dengan investasi Rp 1,45 triliun, Perumnas mengembangkan apartemen ini di lahan seluas 2,7 hektar milik PT KAI.
Harga per unitnya dibanderol mulai dari Rp 7 per meter persegi khusus subsidi. Sementara untuk non subsidi harganya Rp 16 juta per meter persegi.
https://properti.kompas.com/read/2017/10/02/210000421/tinggal-di-tod-seperti-orang-kaya-pergi-pulang-dijemput-kereta