Selain berbagai pertimbangan di atas, soal biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya juga merupakan hal penting harus dipikirkan. Sebagai contoh tinggal di apartemen.
Menurut penuturan seorang pria yang tinggal di Apartemen Green Park View, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, saat ini setiap bulan dia harus membayar biaya pemeliharaan dan sinking fund sekitar Rp 550.000.
Biaya pemeliharaan itu meliputi perawatan gedung, termasuk lift dan area bersama; kebersihan, serta keamanan.
Adapun maksud dari sinking fund di setiap lokasi apartemen berbeda-beda. Ada yang untuk perpanjangan izin gedung, ada pula untuk perawatan fasilitas dan renovasi kerusakan gedung.
Selain biaya di atas, pria tersebut juga harus membayar ongkos pemakaian listrik sesuai pemakaian, rata-rata Rp 600.000 per bulan.
Jadi, dia harus membayar total sekitar Rp 1,2 juta setiap bulannya. Dengan jumlah itu, penghuni apartemen mendapatkan fasilitas kolam renang, serta kios penyedia jasa dan barang kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, pada pagi hari ada mobil pengantar penghuni apartemen dari lobi gedung sampai ke halte transjakarta terdekat yang jaraknya 300-400 meter.
Itulah salah satu contoh gambaran pengeluaran yang wajib ditanggung penghuni apartemen pada setiap bulan. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini penjelasannya:
Biaya ini biasanya disebut maintenance fee. Penggunaannya dipakai untuk biaya pengelolaan operasional gedung, kebersihan, keamanan, gaji petugas bagian perawatan gedung, dan lain-lain.
Sinking fund
Hampir sama dengan biaya pemeliharaan, bedanya kalau sinking fund ini lebih spesifik untuk pemeliharaan fasilitas tertentu, misalnya lift, genset, serta saluran udara dan air. Biasanya sinking fund semakin besar seiring dengan semakin tuanya umur suatu apartemen.
Sebagai contoh dari dua biaya di atas, untuk apartemen menengah ke bawah saat ini biaya pemeliharaannya bervariasi, rata-rata Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per meter persegi.
Jadi jika unit apartemennya 30 meter persegi, maka biayanya Rp 300.000 sampai Rp 450.000 per bulan. Jumlah itu masih ditambah sinking fund sekitar Rp 100.000 – Rp 200.000 per bulan.
Biaya listrik
Di mana pun kita tinggal, baik di rumah tapak maupun apartemen, listrik sudah menjadi kebutuhan wajib untuk kehidupan sehari-hari. Biasanya biaya listrik di apartemen lebih besar 20 sampai 30 persen karena adanya ongkos untuk mengubah tegangan listrik menengah menjadi tegangan listrik rendah. Ongkos inilah yang dibebankan ke penghuni apartemen.
Di apartemen kelas menengah, penghuni membayar tagihan listrik rata-rata Rp 500.000 – Rp 1 juta, tergantung pemakaian, misalnya untuk televisi, komputer, AC, dan alat elektronik lainnya.
Biaya air
Umumnya biaya pemakaian air mengikuti tarif yang ditetapkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat. Menurut informasi dari berbagai sumber, apartemen kelas menengah di Jakarta biasanya menagihkan biaya bulanan sekitar Rp 100.000 kepada penghuninya.
Biaya parkir
Penentuan biaya parkir di setiap apartemen berbeda-beda. Ada pengelola yang tidak menarik biaya dari penghuni jika hanya memarkirkan satu mobil per unit apartemen. Namun, ada juga pengelola yang menentukan tarif bulanan.
Biasanya untuk satu mobil di apartemen menengah antara Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per bulan. Adapun untuk parkir sepeda motor biayanya Rp 25.000 sampai Rp 100.000 per bulan. Ongkos ini digunakan untuk pemeliharaan lahan parkir dan keamanan.
Gambaran mengenai sejumlah biaya bulanan yang harus dibayar para penghuni apartemen itu bisa saja membuat pengeluaran bertambah. Namun, tentu saja semuanya itu harus menjadi jaminan keamanan dan kenyamanan hidup bagi para penghuninya.
Lalu, masihkah Anda berpikir untuk tinggal di rumah? Atau, mungkin Anda merasa rumah yang ditempati sekarang sudah tak lagi memadai sehingga berencana pindah ke apartemen dengan garansi kualitas hunian dan lingkungan yang lebih baik?
tentu, tak ada salahnya Anda mencoba tinggal di hunian vertikal semacam apartemen. Sebab, saat ini harga apartemen sudah relatif terjangkau.
Salah satu contohnya adalah proyek apartemen Meikarta di Cikarang, Jawa Barat. Kompleks hunian vertikal yang dibangun Grup Lippo ini menawarkan harga mulai dari Rp 5,8 juta per meter persegi.
Baca: Memilih Posisi Apartemen, di Lantai Atas atau Bawah?
Sekarang, tinggal tentukan pilihan Anda untuk memiliki apartemen di mana Anda bisa mendapatkan fasilitas sesuai penawaran dan harga yang sesuai. Selamat berburu apartemen!
https://properti.kompas.com/read/2017/09/20/171500821/mari--hitung-biaya-bulanan-anda-untuk-tinggal-di-apartemen-