Meski begitu, yang namanya pindah hunian dari rumah tapak ke vertikal pasti butuh adaptasi. Hidup mereka pun bisa berubah 180 derajat dibandingkan dengan tinggal di rumah biasa.
Dirangkum dari Kompas.com dan berbagai sumber lain, berikut ini adalah beberapa perubahan yang harus Anda rasakan bila tinggal di apartemen.
Lebih praktis dan simpel
Keterbatasan ruangan di apartemen mau tak mau membuat penghuninya untuk bersikap rasional, efisien, simpel, praktis, dan mandiri.
Ini artinya mereka tak bisa sembarang membeli furnitur dan perabotan rumah tangga. Hanya barang yang benar-benar dibutuhkan yang bisa mereka bawa. Itu pun harus dipilih dengan tepat agar tidak memakan banyak tempat.
Walaupun demikian, tinggal di apartemen ada enaknya. Keberadaan minimarket, warung makan, dan binatu yang biasanya ada di bawah gedung apartemen. Itu membuat mereka jadi lebih mudah memenuhi kebutuhan sandang dan pangan.
Penghuni tak perlu repot masak di dapur, tapi cukup turun ke lantai bawah atau telepon, maka makanan akan diantar langsung ke apartemen.
Kondisi ini jelas menguntungkan orang-orang yang sibuk bekerja. Waktu luang mereka jadi lebih banyak digunakan untuk istirahat.
Para penghuni apartemen biasanya tak pernah takut meninggalkan huniannya untuk jangka waktu lama. Kondisi ini jelas berbeda dengan tinggal di rumah yang umumnya selalu waswas bila meninggalkan rumah dalam waktu lama.
Penyebabnya, sistem keamanan terpadu yang sudah diterapkan di apartemen. Kamera pengintai atau CCTV yang dipasang di berbagai titik strategis dapat memantau semua keadaan di dalam dan luar gedung hunian.
Jadi, bila ada gerakan atau tindakan yang mencurigakan, petugas keamanan yang berjaga selama 24 jam pun siap mengeceknya.
Tak hanya itu, para tamu juga tak bisa seenaknya berkunjung masuk ke apartemen. Mereka harus lapor terlebih dahulu ke petugas keamanan atau memberi tahu lebih awal kepada orang yang dikunjungi.
Tujuannya agar si pemilik hunian memberi tahu ke petugas keamanan bahwa akan ada orang yang bertamu ke apartemennya sehingga bisa diizinkan masuk.
Tenggang rasa lebih tinggi
Ketika tinggal di apartemen, tetangga Anda tidak hanya yang berada di samping kiri dan kanan, tetapi juga di depan, belakang, dan atas. Oleh karena itu, Anda harus menjaga ketertiban alias tidak gaduh.
Jadi, tak ada lagi cerita membawa teman-teman lalu bermain musik sampai larut malam. Atau, mereka membawa dan memasak makanan yang baunya menyengat sekali.
Tetangga yang merasa terganggu dapat melaporkannya ke manajemen sehingga Anda akan mendapat peringatan atau teguran.
Ada beberapa apartemen yang menyediakan fasilitas olahraga kepada penghuninya. Tak hanya pusat kebugaran atau gym, beberapa hunian bahkan ada yang mempunyai kolam renang sendiri.
Biasanya pengelola apartemen tak hanya menyediakan begitu saja, tetapi menyertakan instruktur dan kegiatan-kegiatan olahraga lainnya. Contohnya mengadakan kelas yoga, senam aerobik, dan kegiatan sejenis.
Tak cuma fasilitas olahraga dalam ruangan, ada beberapa apartemen yang juga menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) atau taman lengkap dengan jogging track-nya.
Memang, tidak di semua apartemen tersedia RTH karena tergantung luas tanah yang dimiliki oleh si pengembang.
Salah satu apartemen yang punya RTH luas adalah Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Grup Lippo selaku pengembang kawasan tersebut sudah membangun RTH seluas 100 hektar yang dinamai Central Park.
Di taman itu ada berbagai jenis tanaman, kebun binatang mini, danau, dan area joging. Angsa-angsa pun, rencananya akan dibiarkan hidup bebas di danau tersebut.
Keadaan itu tentu merupakan nilai positif bagi penghuni apartemen. Mereka jadi lebih nyaman berolahraga di luar ruangan. Jadi, sudah sewajarnya bila orang-orang yang tinggal di apartemen menjadi lebih rutin berolahraga.
Nah, pertanyaannya kini, apakah Anda siap mengubah gaya hidup Anda 180 derajat dengan tinggal di apartemen?
Baca: Masih Muda dan Berpenghasilan, Mau Investasi Rumah atau Apartemen?
https://properti.kompas.com/read/2017/09/20/134100221/tinggal-di-apartemen-hidup-berubah-180-derajat-