JAKARTA, KompasProperti - Bisnis jual beli online atau daring dituding menjadi salah penyebab sepinya sejumlah pusat perbelanjaan dan pusat perdagangan di DKI Jakarta, benarkah?
Menurut General Manager Marketing Harco Glodok milik PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Aries Haryadi Sandi, bisnis online memang memberikan dampak terhadap bisnis offline di pusat perdagangan seperti Glodok.
Baca: Glodok, Nasibmu Kini...
Meski demikian, tidak sedikit dari masyarakat yang tetap menggunakan cara lama dalam berbelanja, dengan mendatangi tokosecara fisik atau tatap muka.
Hal itulah yang membuat masih banyak pedagang berjualan secara offline atau membuka tokonya di pusat perdagangan seperti Lindeteves Trade Center (LTC) Glodok.
"Jadi parkir (di LTC sekarang) seperti parkir di mal seperti ini. Sehari bisa 8.000 unit motor, mobil bisa sampai 7.000 unit per hari," kata Aries saat kegiatan HUT APLN ke-48 di LTC Glodok, Selasa (19/9/2017).
Baca: Sepi, Banyak Kios Glodok Jadi Kantor Pusat
Menurut dia, butuh kerja ekstra untuk dapat menarik minat masyarakat agar tetap datang ke pusat perdagangan. Di antaranya dengan membuat kegiatan undian berhadiah bagi pengunjung yang datang langsung ke toko.
Misalnya, setiap pengunjung akan diberikan kupon hadiah yang diundi setiap bulannya. Kupon tersebut hanya bisa diperoleh pengunjung yang bertransaksi langsung di toko.
Sementara, mereka yang bertransaksi lewat online, tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk memenangkan hadiah.
"Ke depan, kami mungkin akan undi motor. Bukan hanya satu motor, tapi juga handphone. Dan itu tidak bisa didapatkan dengan belanja online," kata Aries.
Dia menambahkan, selain berjualan secara offline, tidak sedikit pula pedagang di Harco dan LTC yang juga berjualan secara daring.
Aries memastikan bahwa harga yang dijual sama. Meski demikian, pembeli bisa mendapatkan keuntungan lebih bila berbelanja langsung ke toko, seperti kupon undian berhadiah.
https://properti.kompas.com/read/2017/09/19/170000121/cara-agung-podomoro-bertahan-dari-gempuran-bisnis-online-