Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tahun Ini, Kapasitas Beton Pracetak Tembus 34 Juta Ton

JAKARTA, KompasProperti - Penggunaan beton pracetak sebagai bahan utama pembangunan infrastruktur dan konstruksi kian diminati.

Meski demikian, hal ini tidak dengan serta merta pengguna beton konvensional beralih. Namun begitu, kapasitasnya terus menanjak. Tahun ini tercatat 34 juta ton.

"Tahun ini kapasitas mencapai sekitar 34 juta ton atau naik sekitar 20 persen dibanding tahun lalu," ujar Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) Wilfred Singkali kepada KompasProperti, Kamis (14/9/2017).

Wilfred menuturkan, baik sistem pracetak dan konvensional saling mengisi, bukan saling menggantikan.

Perbedaan antara keduanya adalah dari segi kecepatan dan kepastian kualitas. Sistem pracetak unggul dalam hal ini.

Sistem pracetak menawarkan kecepatan dan kepastian kualitas tanpa upaya pengawasan yang berarti. 

Hal ini terutama karena proses kontrol kualitas telah terintegrasi dalam sistem produksi.

"Keduanya (pracetak dan konvesnional) merupakan metode kerja, yang membedakan adalah teknologi yang terkandung di dalamnya. Keduanya tetap diperlukan," sebut Wilfred.

Saat ini, imbuh dia, kendala pada sistem pracetak adalah kebutuhan investasi jangka panjang memerlukan kepastian pasar.

Namun, jika dibandingkan negara-negara maju, porsi penggunaan sistem pracetak bisa mencapai 70-80 persen sehingga cukup menjanjikan.

Sebagai produsen, baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sama besarnya dalam hal memproduksi beton pracetak.

"Kapasitas produksi kelompok usaha BUMN sekitar 46 persen dari kapasitas nasional," kata Wilfred.

https://properti.kompas.com/read/2017/09/14/123813521/tahun-ini-kapasitas-beton-pracetak-tembus-34-juta-ton

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke