Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan, pelambatan sektor properti sudah terjadi sejak 2015 lalu. Meski sempat terjadi kenaikan pada kuartal pertama dan kedua 2016, namun tidak cukup signifikan.
"Pada kuartal ketiga (2016), memang terjadi kenaikan dari sisi jumlah, tetapi terjadi penurunan dari sisi nilai. Kemungkinan hal itu terjadi karena pasar beralih ke segmen rendah," kata Ali saat kegiatan BTN Golden Property Award 2017, Senin (11/9/2017).
Pelambatan juga terlihat pada sektor properti kelas menengah ke atas, terutama awal tahun 2017. Tensi politik yang tinggi saat pemilihan kepala daerah, diperkirakan menjadi salah faktor penyebabnya.
Sementara itu, Chairman PT Intiland Development Tbk Hendro S Gondokusumo menilai, lambannya pertumbuhan properti tidaklah disebabkan karena ketidakmampuan masyarakat dalam membeli hunian.
"Sebenarnya, uang di masyarakat itu ada. Cuma, mereka juga mulai untuk memilih dengan teliti apa yang mereka mulai investasikan," kata Hendro.
Menurut dia, ada beberapa pertimbangan yang diambil masyarakat sebelum memutuskan untuk membeli properti, mulai dari kualitas bangunan hingga desain hunian yang ditawarkan.
Intiland yang baru saja meluncurkan apartemen 57 Promenade di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, kata Hendro, turut menangkap sinyal pertimbangan masyarakat tersebut.
"Kami memang tidak membuat sesuatu yang besar sekali, tapi ada suatu diferensiasi (yang ditawarkan) dari (properti) di sekitar kita," tutup Hendro.
https://properti.kompas.com/read/2017/09/11/193614221/masyarakat-mulai-memilih-investasi-properti-secara-teliti