Saat pencanangan perdana proyek tersebut beberapa waktu lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sempat meminta harga unitnya bisa lebih murah lagi.
Menurut Direktur Pemasaran Perumnas Muhammad Nawir hal ini masih dikaji di level internal.
"Ini harga sementara. Harga revisinya sedang difinalkan. Nanti diinfo bila sudah turun," ujar Nawir kepada KompasProperti, Selasa (29/8/2017).
Unit yang dipasarkan seharga Rp 200 juta ini merupakan tipe studio seukuran 22 meter persegi.
Peruntukannya adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang belum punya rumah atau sedang mencari rumah pertama.
Selain studio, ada pula tipe unit 1 kamar tidur dan 2 kamar tidur dengan masing-masing luasannya 38 meter persegi dan 43 meter persegi.
Rusun ini memiliki komposisi hunian berupa rusunami dan anami. Dari 1.232 unit yang tersedia, 25 persen diantaranya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pencanangan perdana proyek ini telah dilakukan pada Selasa (15/8/2017). Rusun Tanjung Barat tersebut merupakan kerja sama antara Perumnas dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai pemilik lahan tersebut.
Rencananya, Perumnas akan membangun tiga menara setinggi 29 lantai di atas lahan seluas 15.244 meter persegi.
Mengedepankan konsep transit oriented development (TOD), rusun diharapkan mampu mengurangi intensitas kemacetan karena penghuni memilih untuk menggunakan kereta komuter sebagai alat transportasi.
Dari segi fasilitas, rusun ini akan dilengkapi zona komersial, yang terdiri atas kios, food and beverage, serta ritel modern dan tradisional.
Rusun Tanjung Barat ini juga dilengkapi parkiran seluas 4.186 meter persegi yang dapat digunakan untuk memarkirkan kendaraan roda empat maupun roda dua. Lokasi parkir tersebut akan diprioritaskan bagi penghuni.
https://properti.kompas.com/read/2017/08/29/231400221/harga-rusun-tanjung-barat-bakal-lebih-murah