NUSA DUA, KompasProperti - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani menilai, munculnya gagasan uji coba pembatasan kendaraan berdasarkan nomor plat ganjil-genap di jalan Tol Jakarta-Cikampek, masih terlalu cepat.
Penerapan kebijakan tersebut memang menjadi salah alternatif yang disiapkan pemerintah untuk mengatasi kemacetan.
Namun, hal itu baru sebatas kajian antara Jasa Marga dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), dan kepolisian.
"Suka kecepetan ya. Saya juga heran itu," kata Desi di Bali, Kamis (17/8/2017).
Saat musim mudik lebaran tahun ini, kemacetan di ruas Tol Jakarta-Cikampek sebenarnya relatif dapat dikendalikan.
Hal itu disebabkan penghentian sementara pekerjaan tiga proyek infrastruktur yaitu MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rail Transit), dan tol Jakarta-Cikampek elevated.
Namun, setelah musim lebaran berakhir, kemacetan kembali terjadi akibat pembangunan proyek infrastruktur kembali dilanjutkan.
Selain itu, kendaraan berat yang awalnya dibatasi kegiatan operasinya, kini sudah mulai normal.
"Jadi, sebetulnya sudah ada (alternatif) yang harus dilakukan," kata dia.
Ia menuturkan, kebijakan itu masih memerlukan kajian yang cukup sebelum diimplementasikan.
Di samping alternatif solusi lain yang juga telah disiapkan pemerintah, seperti pembatasan waktu perjalanan truk, contraflow, hingga menyediakan bus khusus yang dapat dimanfaatkan para pengguna kendaraan roda empat pribadi.
"Tapi ini semua belum final sudah keburu rame," kata dia.
Dari sejumlah alternatif yang disiapkan, menurut dia, yang paling memungkinkan untuk diimplementasikan yaitu pembatasan waktu perjalanan truk dan contraflow dengan dukungan dari kepolisian.
Namun, meski diterapkan, kebijakan tersebut tidak serta merta akan langsung melancarkan arus kendaraan yang ada.
"Jangan harap bisa ngebut, setidaknya tidak terjadi stuck," ujarnya.
https://properti.kompas.com/read/2017/08/18/102031021/jasa-marga--kebijakan-ganjil-genap-di-cikampek-terlalu-cepat