PALU, KompasProperti - Pengelolaan rumah susun sewa (rusunawa) dibutuhkan tata tertib yang jelas.
Tata tertib ini meliputi penyeleksian penghuni sebelum masuk rusunawa yang dilakukan oleh pengelola.
Seleksi diperlukan untuk mengetahui kemampuan calon penghuni dalam membayar sewa tiap bulannya.
"Pengelola harus tahu betul siapa saja calon penghuni rusun. Kalau enggak dipilah ya, ada orang yang menghuni seenaknya tidak bayar," ujar Direktur Rumah Susun Kuswardono kepada KompasProperti di Bandara Mutiara Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (16/8/2018).
Ia menekankan, mengingat banyak penghuni rusunawa di DKI Jakarta yang merupakan korban penggusuran program pemerintah, tantangan pengelola yakni dalam hal ini adalah Pemerintah Provinsi (Pemprov) menjadi lebih berat.
Persoalannya bukan hanya memindahkan orang saja tetapi bagaimana agar warga yang tergusur juga tidak kehilangan pekerjaan.
Jika sudah kehilangan pekerjaan, maka membayar sewa rusun bisa menjadi beban berat bagi penghuni.
Terlebih lagi, apabila penghuni rusun sebelumnya tidak memiliki beban untuk membayar sewa, listrik, maupun air.
"Ada orang yang memang dulu enggak perlu sewa, jadi harus bayar sewa. Terus sumurnya juga nebeng tetangga jadi air enggak bayar, sekarang harus bayar air," kata Kuswardono.
Menurut dia, pemda harus memiliki kebijakan khusus seandainya ada orang yang tidak punya penghasilan dan terdampak proyek pemerintah.
Misalnya, jika memenuhi kriteria, penghuni bisa mendapat subsidi.
Terlepas dari itu, pengelola juga harus memberi pembinaan terhadap para penghuni rusunawa, baik yang disubsidi maupun yang tidak disubsidi.
"Contoh, kalau penghuni menunggak sebulan langsung ditanyakan (oleh pengelola), apa yang membuat penghuni tidak bayar sewa. Kalau ternyata diberhentikan dari pekerjaannya, segera cari solusi, mau didespensasi seperti apa," tutur Kuswardono.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah penghuni rusun di Jakarta menunggak yang totalnya mencapai miliaran rupiah.
Di Rusun Jatinegara Barat, Jakarta Timur mislnya, tunggakan sewa rusun dan air para penghuni mencapai Rp 1 miliar.
Sementara di Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, tunggakan listrik dan air mencapai Rp 890 juta.
https://properti.kompas.com/read/2017/08/17/164158021/penghuni-rusunawa-menunggak-bukti-pentingnya-seleksi-dan-pembinaan