Para seniman tersebut yakni Reza Afisina, Agung Kurniawan, FX Harsono, Tisna Sanjaya, Melati Suyodarmo, dan Yin Xiuzhen. Ini adalah bagian dari pembukaan resmi Museum Macan pada November 2017.
Program seni ini akan memperlihatkan fasilitas museum pertama kalinya secara eksklusif.
Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto mengatakan, seni performans telah berperan penting dalam perkembangan seni rupa kontemporer di Indonesia.
Program ini melihat berbagai pendekatan seni performans, antara lain pendekatan durasional, pendelegasian, dan pendekatan kehidupan bermasyarakat,
"Pendekatan ini kerap tampil spektakuler, mengagetkan dan bergerak melampaui batas dinding museum," ujar Aaron melalui keterangan tertulis, Selasa (8/8/2017).
Fakta bahwa seni performans adalah praktik yang "hidup", kata Aaron, menegaskan bahwa seni performans mencari keterlibatan dengan pengunjung secara langsung atau mengajak untuk ikut berpartisipasi.
Sejalan dengan publik melihat Museum Macan untuk pertama kali melalui acara "First Sight", ia berharap dapat melibatkan khalayak umum dalam sebuah percakapan mengenai peranan Museum Macan di kota Jakarta.
Diadakan pada tanggal 12 Agustus dan 9 September 2017, dua acara ini menampilkan seniman kontemporer Indonesia dan internasional ternama sebagai bentuk pengenalan awal dari program dan visi Museum.
Pada dua hari tersebut, museum akan dibuka dari jam 10 pagi hingga 6 petang.
Para pengunjung diundang untuk datang, menyaksikan, merasakan, dan mengalami performans yang ditampilkan, serta menjelajah interior museum sebelum pemasangan karya dimulai untuk pameran inaugurasi pada November mendatang.
Panitia akan menyediakan tiket dengan jumlah terbatas yang harus dipesan melalui situs web Museum Macan untuk datang pada acara tersebut.
Acara First Sight tanggal 12 Agustus, seni performans dari 6 seniman akan berlangsung selama satu hari penuh.
Seni pertama dihadirkan oleh Yin Xiuzhen, yakni seniman dari China, dengan karya berjudul “Washing the River”.
Pada seni performans ini sejumlah 10,000 liter air dari Kali Pesanggrahan Jakarta akan dibekukan dan disusun menjadi struktur berbentuk balok.
Para pengunjung diundang untuk ikut serta ‘membersihkan sungai’ secara simbolis dengan seperangkat kain pel, ember, dan sapu yang disediakan.
Seniman selanjutnya adalah Melati Suryodarmo dari Surakarta yang karyanya sudah dikenal di kancah internasional.
Ia menampilkan performans berdurasi 3 jam yang mana dirinya akan meludahkan tinta
hitam di dalam sebuah ruangan berlapis kertas.
Ada pula seniman yang berbasis di Jakarta, Reza Afisina. Ia merancang performansnya sebagai bentuk tanggapan langsung atas peranan seniman di masyarakat luas dengan menggunakan puing-puing dan sampah dari konstruksi museum dan juga dari rumah tinggalnya.
Selain itu, karya-karya lainnya dihadirkan oleh Tisna Sanjaya, FX Harsono, dan Agung Kurniawan.
https://properti.kompas.com/read/2017/08/09/110000321/12-agustus-karya-awal-museum-macan-mulai-ditampilkan