TANGERANG, KompasProperti - Membuang hajat sembarangan masih menjadi kebiasaan buruk sebagian besar masyarakat Indonesia.
Tidak perlu jauh-jauh dari ibu kota, warga Banten seolah sudah tidak asing lagi menemukan seorang di antara mereka yang tengah buang air besar (BAB) di kebun atau sawah.
Hal tersebut terjadi di Kampung Pekong, Desa Saga, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang.
Warga yang tinggal di daerah ini, tidak terbiasa menggunakan toilet untuk membuang hajat.
Untuk mengubah kebiasaan buruk yang mampu mencemari lingkungan ini, organisasi nirlaba Habitat for Humanity Indonesia bersama PT Intiland Development Tbk, membangun rumah layak huni lengkap dengan toilet.
"Kita tahu, tidak mudah mengubah kebiasaan masyarakat yang membuang hajat di sawah, di kebon. Tapi saya senang, setelah ada rumah baru ini, ada perubahan perilaku masyarakat setelah punya WC sendiri," ujar Senior Manager for Strategic Projects and Program Supports Habitat for Humanity Indonesia, Eddy Sianipar saat serah terima bantuan di lokasi, Sabtu (5/8/2017).
Menurut Eddy, perubahan perilaku yang terjadi di daerah ini pun cukup cepat. Hal ini, kata dia, disebabkan masyarakat sendiri mau berubah menjadi lebih baik.
Saat pertama kali Habitat for Humanity Indonesia masuk ke derah tersebut, masyarakat cenderung terbuka terhadap bantuan dari luar.
Setelah melalui proses yang dilakukan secara transparan, Habitat for Humanity Indonesia memetakan ada 25 rumah yang akan dibangun kembali menjadi lebih layak.
Selain rumah layak huni, Habitat for Humanity Indonesia dan Intiland juga membangun satu fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Malu BAB sembarangan
Salah satu penerima bantuan rumah tersebut bernama Lastri (29). Saat memberikan kesan-pesan bagaimana perasaannya memiliki rumah baru, ia sempat tidak mampu membendung air matanya.
Selain bersyukur karena rumahnya tidak lagi bocor ketika hujan datang, kini ia pun memiliki toilet sendiri yang tertutup dan bersih.
Kepada KompasProperti, Lastri bahkan secara tersirat mengaku bangga karena ia termasuk salah satu warga yang lebih dulu memiliki toilet.
"Walaupun yang rumahnya diperbaiki tidak semua, tapi warga lain juga ikut-ikut bikin toilet. Sekarang malu kalau BAB di kebun," tutur Lastri.
Di rumah yang baru, Lastri tinggal bersama suami dan satu anaknya yang duduk di kelas 4 SD.
Dengan memiliki toilet tertutup di rumah, ia dapat membiasakan anak untuk tidak membuang hajat sembarangan, akan lebih mudah.
Dalam skala besar, jika "Lastri-Lastri" yang lain juga dapat membiasakan anak untuk membuang hajat di toilet, maka niscaya angka penduduk yang berperilaku BAB sembarangan akan berkurang.
https://properti.kompas.com/read/2017/08/06/080043121/-sekarang-malu-kalau-buang-air-sembarangan-