Hal tersebut dimungkinkan karena setelah lesu dalam tiga tahun terakhir, pasar mulai bangkit dan merespons positif kebangkitan daya beli masyarakat.
"Harga bisa naik 5 persen year on year dengan indikasi ke depannya masih ada faktor-faktor positif seperti amnesti pajak dan suku bunga rendah," ujar Vice President Economist Bank Permata Josua Pardede saat paparan Rumah.com Property Index di Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Josua menjelaskan, dana dari amnesti pajak masih berpotensi masuk ke sektor properti karena selama ini lebih banyak diinvestasikan ke sektor keuangan non-real.
Josua juga melihat bisnis berada di posisi terbawah pada akhir 2016. Kemudian pada awal 2017 trennya mulai membaik sejalan dengan beberapa proyek infrastruktur yang digenjot pemerintah.
Daya beli masyarakat pun seidkit pulih dengan adanya beberapa bantuan dari pemerintah untuk kebutuhan pokok seperti penyediaan beras miskin (raskin) dan dana desa.
"Kita harapkan dengan rencana penundaan kenaikan listrik dan BBM bisa menambah daya beli masyarakat khususnya pada semester II tahun ini," kata Josua.
Selain itu, imbuh dia, suku bunga perbankan rumah tapak trennya juga tengah turun. Hal tersebut dimanfaatkan konsumen untuk membeli rumah.
Sedangkan dari sisi pola konsumsi, masyarakat kini cenderung menyimpan pendapatan dibanding membelanjakannya.
Hal tersebut terlihat dari alokasi tabungan yang meningkat tiap tahun.
"Ini jadi indikasi kuat bahwa masyarakat bukan hanya menunda konsumsi, tetapi juga mungkin berencana beli rumah atau hal-hal yang lebih primer," sebut Josua.
https://properti.kompas.com/read/2017/07/26/160000821/pasar-pulih-harga-rumah-diprediksi-naik-5-persen