Antusiasme warga Negeri Jiran untuk menikmati infrastruktur teranyar, mass rapid transit (MRT), tercoreng tatkala otoritas setempat menemukan sejumlah fasilitas dirusak oknum tak bertanggung jawab.
Sebagai informasi, MRT Malaysia resmi beroperasi penuh mulai Senin (17/7/2017) lalu. Moda berbasis rel itu memiliki rute 51 kilometer dari Sungai Buloh hingga Kajang. Sebanyak 58 kereta melayani jalur yang melintasi 31 stasiun pemberhentian itu.
(Baca: MRT Malaysia Tak Banyak Bebaskan Lahan Milik Warga)
Sebagaimana diwartakan laman Straits Times, Senin (24/7/2017), kerusakan fasilitas yang lazim dijumpai adalah goresan pada bangku tunggu penumpang dalam stasiun.
Paling tidak, hal itu diketahui terjadi di empat stasiun bawah tanah MRT Malaysia, yaitu Muzium Negara, Pasar Seni, Merdeka, dan Bukit Bintang.
Tak hanya itu, sejumlah lampu di langit-langit stasiun juga dilaporkan pecah. Toilet pun tak luput dari aksi vandalisme, beberapa keran air patah dan tidak dapat berfungsi.
SitusThe Star mengabarkan, aksi vandalisme itu merusak citra proyek transportasi massal senilai 21 miliar ringgit (sekitar Rp 65 triliun) tersebut.
Padahal, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak saat peresmian proyek itu mengatakan, MRT Malaysia merupakan "sebuah proyek infrastruktur kelas dunia”.
Direktur Komunikasi dan Hubungan Eksternal MRT Corp Sdn Bhd Najmuddin Abdullah mengatakan, MRT adalah fasilitas kelas satu.
Namun, rusaknya sejumlah fasilitas menunjukkan bahwa penduduk negara tersebut belum siap dengan mentalitas untuk merawat fasilitas publik.
“Perusahaan harus membuang banyak uang dan waktu yang tidak perlu untuk melakukan perbaikan," ujarnya kecewa.
Merajalela
Najmuddin menambahkan, setelah penyelidikan lebih lanjut, goresan hebat di bangku stasiun bukan akibat gesekan tas atau unsur ketidaksengajaan.
Besar kemungkinan ada oknum yang memang berniat melakukan aksi vandalisme terhadap bangku yang desainnya dibuat dari hasil sayembara itu.
"Ketika dipetakan masalah pada MRT, satu isu utama adalah vandalisme. Ini sangat merajalela," tegasnya.
"Bahkan, kami harus melepaskan salah satu kursi untuk memperbaikinya dan ini menghabiskan 10.000 ringgit (sekitar Rp 30 juta),” imbuh Najmuddin.
Warganet turut angkat suara terkait aksi vandalisme di MRT Malaysia.
Seorang warganet bernama Ronnie Cheam mendesak pihak berwenang untuk memasang lebih banyak kamera pemantau. Itu perlu dilakukan mengingat MRT Malaysia adalah proyek baru nan prestisius.
https://properti.kompas.com/read/2017/07/25/223000821/baru-seminggu-operasi-fasilitas-mrt-malaysia-mulai-rusak