Pada kuartal II-2017, indeksnya mencapai 103,9 atau naik tipis 0,67 persen dari 103,2 pada kuartal sebelumnya.
Kenaikan ini melanjutkan tren positif, karena pada kuartal I-2017 menunjukkan pertumbuhan 0,19 persen.
"Terlihat Banten ini relatif lebih tahan banting, kalau secara nasional turunnya hampir 2 poin. Banten hanya 0,5 poin," ujar Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan saat pemaparan Rumah.com Property Index di Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Secara umum, perkembangan harga properti nasional, terlihat stagnan selama fua kuartal pertama tahun 2016 lalu.
Penurunan ini kembali berlanjut pada kuartal III hingga IV-2016, dengan besaran cukup signifikan.
Sementara ketika harga properti nasional sudah mulai turun pada kuartal I ke kuartal II-2016, Banten masih menunjukkan kenaikan.
Begitu pula pada kuartal III-2016, harga properti di wilayah ini masih merangkak naik. Kemudian, baru pada kuartal IV-2016, harga properti di Banten terpantau turun tipis 0,58 persen.
"Jadi ada lagging, turunnya lambat tapi pemulihannya justru relatif cepat, dan mengejar," kata Ike.
Dia menambahkan, sesudah mengalami penurunan pada kuartal IV-2016 tahun lalu, harga properti di Banten kembali menanjak pada kuartal I-2017.
Saat ini posisi median harga berada di angka Rp 13,61 juta per meter persegi. Titik ini melampaui pencapaian tertinggi kuartal III-2016 lalu.
Ike memprediksi, Banten memiliki resistensi tinggi terhadap penurunan harga karena kota-kotanya sudah matang. Kota di Banten ini antara lain, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Tangerang.
"Di Banten ada 3 kota utama penyangga ibu kota yang jauh lebih mature dibanding kota penyangga lainnya. Dari sisi konektivitas, kemudahan dijangkau dan fasilitas jauh lebih tersedia," pungkas Ike.
https://properti.kompas.com/read/2017/07/25/141044021/harga-properti-di-banten-tahan-banting