Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasar Cinde, Kawasan Bersejarah Lintas Budaya...

JAKARTA, KompasProperti - Sejak Maret 2017, Pasar Cinde telah ditetapkan Wali Kota Palembang sebagai cagar budaya.

Namun, bangunan yang memiliki nilai sejarah itu dalam waktu dekat akan segera direnovasi untuk digantikan dengan bangunan baru.

Peneliti dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwanti dalam tulisannya bertajuk 'Save Pasar Cinde' menyebutkan, selain memiliki nilai sejarah, di sekitar wilayah Pasar Cinde juga terdapat situs sejarah penting.

"Sejarah Kawasan Cinde dalam kearkeologian lebih dikenal sebagai lokasi kompleks pemakaman sultan pertama Palembang, yang dalam naskah-naskah kuno dikenal juga dengan nama Susuhunan Cinde Welan atau Cinde Balang atau Sultan Abd ar-Rahman yang berkuasa sejak tahun 1662-1702," tulis Retno, seperti dikutip KompasProperti, Jumat (21/7/2017).

Lokasi pemakaman terletak di sebelah barat Jalan Jenderal Sudirman Palembang, berjarak sekitar 100 meter atau tepat di belakang pasar Cinde.

Di dalam kompleks makam ini dimakamkan Susuhunan Abd ar-Rahman Khalifat al-Mukminin Sayyid al-Iman dan permaisurinya serta Imam Sultan, yaitu Sayid Mustafa Alaidrus dari Yaman.

Retno menyebut, makam-makam yang ada di dalam kompleks tersebut menggunakan nisan dengan tipe Demak-Tralaya untuk makam sultan dan permaisuri, sedangkan makam ulama menggunakan nisan tipe Aceh.

Selain itu, di sekitar makam juga ditemukan pecahan-pecahan keramik dari masa Dinasti Ming dan Qing dari abad ke-16-18 Masehi.

Di samping juga ditemukan bata-bata kuno, yang mengindikasikan bahwa lokasi pemakaman ini berdiri di atas bangunan lama, yang diduga bangunan candi.

"Pemakaman Cinde Welan merupakan salah satu unsur atau komponen perkotaan yang dibangun oleh Sultan Abdurrahman, selain kraton Beringinjanggut, masjid, dan permukiman penduduk," tulis Retno.

Retno pun menyayangkan rencana renovasi pasar tersebut. Pasalnya, keberadaan Pasar Cinde yang diawal kemerdekaan dikenal dengan Pasar Lingkis itu, merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dengan bangunan sejarah yang ada di sekitarnya.

"Dari latar belakang sejarah yang berkelanjutan seperti itu, rasanya tidak adil jika 'Save Cinde' hanya sebatas pada areal pasar, lebih tepatnya kawasan. Jadi, jangan lagi sebatas bangunan cagar budaya, tetapi kawasan cagar budaya," pungkasnya.

https://properti.kompas.com/read/2017/07/21/135602621/pasar-cinde-kawasan-bersejarah-lintas-budaya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke