Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dorong Pertumbuhan "Green Building", Pemerintah Perlu Beri Insentif

JAKARTA, KompasProperti - Kendati pemerintah telah menerbitkan regulasi terkait pembangunan bangunan hijau (green building), tidak serta merta hal itu membuat pengembang mematuhinya. Mahalnya biaya investasi menjadi salah faktor penyebabnya.

Aturan itu dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lewat Permen PUPR Nomor 2 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Hijau.

Menurut Direktur Sinarmas Land Ignesjz Kemalawarta, biaya investasi green building dapat 4-5 persen lebih mahal dari pada gedung konvensional.

"Dari data, baru ada sekitar 25 gedung yang telah disertifikasi (green building). Sementara di Singapura sudah ada 1.000 dalam kurun waktu yang hampir sama," kata Ignesjz saat diskusi bertajuk Greening Indonesia’s Buildings and Industrial Estates by 2020: The Real Cost and The Way Forward di Jakarta, Selasa (18/7/2017).

Ia menilai, pemerintah perlu memberikan insentif kepada pengembang untuk menumbuhkan minat mereka dalam membangun green building.

Insentif tersebut dapat berupa pengurangan biaya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yang selama ini dirasakan cukup besar.

"Tapi tidak perlu selamanya ya. Kalau pengembang sudah terdorong, sudah tidak perlu. Begitu market pilih green building, maka tidak perlu ada insentif lagi," ujarnya.

Praktik pemberian insentif ini mahfum dilakukan di negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Karena itu, menurut dia, wajar bila Pemerintah Indonesia juga menerapkan hal serupa.

Lebih Laku

Di sejumlah negara tetangga, pengembang yang membangun green building mendapatkan keuntungan lebih. Selain menghemat anggaran operasional, mereka juga lebih dilirik oleh pasar.

Menurut Ignesjz, sulit dipungkiri bila dewasa ini masyarakat cenderung memilih gedung yang mengusung green building sebagai tempat tinggal. Lantaran, gedung tersebut dinilai lebih hemat energi dan biaya.

"Di Singapura, orang sudah lebih milih green building. Karena posisi tawar yang orang rasakan itu sudah jelas," tambah dia.

Selain itu, pengembang yang menerapkan konsep green building juga mendapatkan citra positif di mata internasional.

Pasalnya, mereka dianggap mendukung memerangi dampak efek rumah kaca yang berpotensi menimbulkan pemanasan global.

https://properti.kompas.com/read/2017/07/19/100000221/dorong-pertumbuhan-green-building-pemerintah-perlu-beri-insentif

Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke