Riset ini dilakukan untuk menggambarkan kemampuan masyarakat dalam membayar cicilan, faktor pertimbangan dalam membeli rumah, dan preferensi tempat tinggal.
"Fakta menariknya, kami melihat dari konsumen Perumnas mayoritas berada di desil 3. Ini dengan asumsi cicilan per bulan yang mampu adalah sekitar Rp 500.000 per bulan," ujar Ketua Tim Teknis Rumah Precast Fajri Ariefianto di Kantor Perumnas Regional 3, Klender, Jakarta, Selasa (18/7/2017). I
Dia menambahkan, berdasarkan data tersebut, konsumen yang berada di kategori desil 3 rata-rata 40 persen.
Angka ini dengan rincian masing-masing daerah, yaitu Sumatera 46,8 persen, Jawa 38,2 persen, Kalimantan 29,5 persen, dan Sulawesi 45,7 persen.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan masyarakat masih rendah dalam mencicil rumah. Sedangkan di sisi lain, kebutuhannya cukup besar terutama pada kelas menengah ke bawah.
"Oleh karena itu tim teknis melakukan kajian kontruksi yang lebih cepat agar pada gilirannya menekan biaya produksi," kata Fajri.
Perumnas pun melakukan uji coba pada 2 rumah contoh pracetak. Hasilnya menunjukkan, penggunaan beton precast dengan tebal dinding 7 sentimeter pada rumah tapak ini dapat menurunkan harga konstruksi.
Sebelumnya, harga konstruksi sebesar Rp 1,8 juta per meter persegi menjadi berkisar Rp 1,2 juta hingga Rp 1,4 juta per meter persegi.
Sedangkan dari segi kesiapan, dinding beton pracetak ini memiliki tekstur halus dan siap pengecatan. Adapun dari segi waktu kontruksi, rumah pracetak tersebut diklaim bisa selesai dalam kurun waktu 2 minggu.
https://properti.kompas.com/read/2017/07/19/001152921/mayoritas-masyarakat-hanya-mampu-mencicil-rumah-rp-500.000-per-bulan