JAKARTA, KompasProperti - Tingginya pasokan perkantoran di Surabaya, Jawa Timur, membuat tingkat okupansi di sektor tersebut pada semester I-2017 menurun bila dibandingkan dengan semester yang sama pada 2016.
Colliers International Indonesia mencatat, hanya wilayah tengah atau Central Business District (CBD)-nya Surabaya, yang menunjukkan pertumbuhan rata-rata yaitu dari 78,8 persen menjadi 82,2 persen.
Dua wilayah lainnya mengalami penurunan yaitu wilayah selatan dari 83,8 persen menjadi 64,5 persen. Sedangkan wilayah timur turun dari 94 persen menjadi 92,1 persen.
Adapun wilayah barat menunjukkan angka yang tetap yaitu 81,7 persen.
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan, bila dibandingkan Jakarta, pasar perkantoran di Surabaya relatif tidak ramai.
Hal itu disebabkan tidak adanya intervensi dari Pemerintah Kota Surabaya yang melarang penggunaan rumah sebagai kantor.
"Sehingga untuk mendorong market supaya orang berkantor itu juga tidak mudah. Bisa kita lihat di sini, salah satu penyebab turun yaitu karena supply banyak yang masuk. Sehingga okupansi turun," kata Ferry dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (11/7/2017).
Melihat permintaan menurun, kebanyakan pengembang cenderung mengontrol harga sewa penawaran atau asking rents mereka. Setidaknya, kata Ferry, hal itu dilakukan pemilik atau pengelola AMG Tower dan Skyline Tower.
Namun secara umum, harga sewa rata-rata pada semester pertama tahun ini turun dibandingkan semester II-2016.
Hanya wilayah Surabaya barat yang mempertahankan harga sewa rata-rata mereka yaitu Rp 106.666 per meter persegi per bulan.
Sementara wilayah Surabaya tengah turun dari Rp 182.096 per meter persegi per bulan menjadi Rp 151.870 per meter persegi per bulan.
Untuk wilayah Surabaya selatan turun dari 117.864 per meter persegi per bulan menjadi Rp 117.513 per meter persegi per bulan.
Sedangkan, wilayah Surabaya timur turun dari Rp 228.655/meter persegi/bulan menjadi Rp 211.237 per meter persegi per bulan.
https://properti.kompas.com/read/2017/07/17/220335421/tingkat-hunian-turun-harga-sewa-perkantoran-di-surabaya-ikut-melorot