JAKARTA, KompasProperti - Pemerintah berencana membangun sejumlah ruas tol yang akan melewati Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Namun, rencana pembangunan tersebut rupanya ditolak Sultan Hamengku Buwono X.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Ari Setiadi Moerwanto membenarkan, bahwa ada pro dan kontra terkait rencana pembangunan jalan tol di Yogyakarta.
Namun, Kementerian PUPR berjanji akan mengajak masyarakat dan Sultan berdialog untuk mencari solusi terbaik.
"Kami akan cari solusi, intinya kan beliau yang ditolak kan menggunakan lahan yang ada, termasuk Solo-Jogja itu kan yang ditawarkan menggunakan elevated atau di atas ya
Menurut Ari, kehadiran jalan tol di Yogyakarta dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya di sektor pariwisata.
Selama ini, wilayah Yogyakarta terkenal dengan berbagai macam wisatanya, seperti Borobudur dan Malioboro. Dengan adanya jalan tol tersebut, diharapkan arus perjalanan turis dapat lebih singkat.
"Karena jarak-jarak wisata Yogyakarta itu kan kurang lebih dua jam ya. Buat turis itu dua jam itu bisa diterima tidak ada masalah," kata dia.
Sementara itu, alasan Sultan menolak pembangunan jalan tol lantaran dikhawatirkan mengganggu perekonomian masyarakat.
Dengan terbatasnya ruang terbuka di Yogyakarta, tidak memungkinkakn bila dibagun jalan bebas hambatan tertutup yang tidak memungkinkan semua orang masuk.
Terkait hal tersebut, Ari memastikan, Kementerian PUPR akan mencari opsi terbaik. Termasuk di antaranya bahwa jalan tol yang dibangun hanya sampai di sekitar wilayah Yogyakarta.
"Kalau itu pasti dimungkinkan (tol hanya di sekitar Yogyakarta). Ini kan selalu sama, kita duduk bersama," ujarnya.
https://properti.kompas.com/read/2017/07/16/141439021/sultan-tolak-tol-di-yogyakarta-kementerian-pupr-janji-ajak-dialog