Arsitek Yori Antar mengaku tengah mempromosikan arsitektur kepada Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kementerian PUPR sudah jelas, sekarang mereka ingin proyek PUPR juga mendapat sentuhan tangan arsitek khususnya arsitek yang mengadopsi kelokalan supaya proyek-proyek itu bisa jadi destinasi wisata," ujar Yori kepada KompasProperti di Jakarta, Selasa (11/7/2017).
Yori mencontohkan, ketika Kementerian PUPR mengerjakan pembangunan jembatan, proyek tersebut bisa menjadi ikon di daerah tidak hanya dilihat sebagai bangunan dari beton saja.
"Bayangkan ada proyek jembatan di Papua itu nilainya lebih dari Rp 1 triliun, kalau cuma jadi beton saja sayang. Padahal itu potensial untuk jadi proyek pariwisata, memberdayakan masyarakat," jelas Yori.
Selain berfungsi sebagai struktur dan memiliki kekuatan, proyek jembatan bisa membanggakan daerah tersebut bahkan negara.
Yori melanjutkan, hampir bisa dipastikan bahwa model-model jembatan di dunia sama saja. Tetapi, sebaiknya, kalau ada jembatan baru di suatu daerah dirancang dengan mempertimbangkan keunikan dan kekhasannya.
Sentuhan arsitek pada suatu proyek juga tidak menambah anggaran jika memang direncanakan sejak awal.
Ia melanjutkan, proyek infrastruktur berskala besar yang selama ini sudah mengakomodasi sentuhan arsitek, menjadi ikon di suatu daerah dan bahkan mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata.
Kalau desain infrastruktur tidak diatur, justu akan terlihat berantakan dan tidak keruan. Pada akhirnya kawasan menjadi tidak menarik.
"Makanya master urban planning, urban plan itu perlu," tuntas Yori.
https://properti.kompas.com/read/2017/07/13/110024321/di-tangan-arsitek-proyek-infrastruktur-bisa-jadi-destinasi-wisata