KUPANG, KompasProperti - Bangunan jembatan Pancasila Palmerah yang menghubungkan Pulau Flores dan Adonara di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menjadi ikon dunia, karena jembatan itu menghasilkan energi listrik.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT Andre Koreh mengatakan, energi listrik yang dihasilkan itu berasal dari arus laut cukup tinggi yang berada di bawah jembatan itu.
“Di bawah jembatan itu akan dipasang turbin yang berputar dengan kekuatan arus laut 3,5 meter per detik menurut penelitian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Arus laut itu berpotensi menghasilkan energi listrik sekitar 300 megawatt,” terang Andre kepada KompasProperti, Selasa (23/5/2017).
Menurut Andre, teknologi tersebut adalah sesuatu yang baru, karena belum pernah diterapkan di Indonesia jembatan yang menghasilkan energi listrik.
“Jadi ini yang baru pertama kali, sehingga jembatan ini bukan menjadi ikon di Indonesia saja, tapi menjadi ikon dunia, karena di dunia belum ada juga yang dipasang seperti ini,” tuturnya.
Andre mengatakan, di Belanda, jembatan dengan bentangan 4 kilometer, yang dipasang turbin hanya 100 meter dan itu sudah digunakan.
Jembatan Pancasila Palmerah ini dengan panjang bentangan 800 meter ini, akan dipasang turbin 400 meter.
Sedangkan 150 meter di arah Pulau Adonara dan 250 meter ke arah Larantuka (Pulau Flores), tidak dipasang karena akan dipakai untuk jalur pelayaran kecil atau pelayaran rakyat.
Saat ini kata Andre, masih dilakukan koordinasi lintas kementerian antara Kementerian PUPR dan ESDM di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan sudah masuk ke dalam proyek strategis nasional.
Selain itu juga adanya koordinasi dengan PLN sebagai operator yang akan membeli energi listrik itu.
Sampai saat ini masih dibahas skema pembiayaannya, sektar sektor yang memimpin antara Kementerian ESDM atau Kementerian PUPR serta PLN.
Ia juga mengaku, akan ada pertemuan antara investor penyandang dana dan pemerintah daerah (pemda) yang punya wilayah, pemerintah pusat yang punya kebijakan dan PLN sebagai pembeli arus listrik, untuk membahas lebih detail proyek pembangunan jembatan itu.
Untuk diketahui, rencana peletakan batu pertama pembangunan jembatan ini dipastikan akhir tahun 2017.
Andre mengatakan saat ini masih dilakukan kegiatan pra-studi kelayakan (feasibility study). Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT telah mengalokasikan dana melalui APBD 1 sebesar Rp 1,5 miliar dan juga dukungan tambahan dana dari pemerintah pusat melalui APBN sebesar Rp 10 miliar.
Seluruh pembiayaan untuk pembangunan jembatan itu, ditanggung sepenuhnya oleh investor asal Belanda, dengan nilai investasinya sebesar 400 juta dollar AS atau setara dengan Rp 5,2 triliun.