KUPANG, KompasProperti - Rencana peletakan batu pertama pembangunan jembatan yang diberi nama Pancasila Palmerah yang menghubungkan Pulau Adonara dan Pulau Flores di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dipastikan akhir tahun 2017 ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT Andre Koreh mengatakan, saat ini masih dilakukan kegiatan pra-studi kelayakan (feasibility study) terhadap jembatan yang direncanakan memiliki bentangan sepanjang 800 meter.
Untuk pra-studi kelayakan itu, lanjut Andre, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT telah mengalokasikan dana melalui APBD 1 sebesar Rp 1,5 miliar dan juga dukungan tambahan dana dari pemerintah pusat melalui APBN sebesar Rp 10 miliar.
Pra-studi kelayakan itu, mendapat dukungan dana dari pemerintah pusat, karena selain pembangunan jembatan, juga ada arus laut di bawah jembatan yang bisa menghasilkan energi listrik, sehingga perlu adanya studi kelayakan secara lengkap.
"Kalau tidak ada halangan, pada Bulan Desember 2017 ini bertepatan dengan HUT NTT 20 Desember mendatang, jembatan sudah bisa groundbreaking (peletakan batu pertama),"kata Andre di Kupang Selasa (23/5/2017).
Seluruh pembiayaan untuk pembangunan jembatan itu, ditanggung sepenuhnya oleh investor asal Belanda, dengan nilai investasinya sebesar 400 juta dollar AS atau setara dengan Rp 5,2 triliun.
Andre menyebut, pembangunan jembatan Pancasila Palmerah, dibagi dalam dua tahap yakni 175 juta dollar AS sampai 200 juta dollar AS untuk tahap pertama dan sisanya pada tahap kedua akan ditambah 200 juta dollar AS.
Sementara untuk studi kelayakan jembatan itu dilaksanakan oleh PT Buana Archicon dan didukung oleh PT Tidal Bridge Indonesia, yang merupakan perusahaan cabang dari Tidal BV Belanda.
Untuk bentuk dan desain jembatan, masih menungu hasil kajian dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Tentunya bentuk jembatan bernilai arsitektural dan bisa mengangkat budaya lokal dan filosofi pancasila.
PT Tidal Bridge Indonesia yang menjadi mitra dari PT Buana Archicon sebagai pemenang tender untuk studi kelayakan jembatan, akan meminta kepada IAI NTT, untuk mendesain model jembatan, dengan mekanisme bisa antara 10 sampai 15 model.
"Mereka akan memilih tiga atau empat model terbaik. Setelah itu akan didiskusikan dengan pemprov dan dipilih satu dan itulah yang akan dipakai," jelas Andre.
Rencananya, pada awal juni ini, PT Buana Archicon dan PT Tidal Bridge Indonesia, mendatangkan kapal yang bertugas untuk melakukan penelitian di sekitar Selat Gonsalu, yang menjadi tempat dibangunnya jembatan itu.
Andre berharap, semua rencana pengerjaan proyek pembangunan jembatan itu bisa berjalan dengan baik dan lancar, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.