UNGARAN, KompasProperti - Kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan barang berbadan lebar di jalan raya Bawen-Ungaran yang merupakan jalur utama Semarang-Solo semakin sering terjadi.
Akibat kecelakaan ini, tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan materi namun juga waktu yang terbuang percuma akibat terjebak kemacetan berjam-jam di jalan raya.
Seperti yang terjadi pada Rabu (10/5/2017) pagi, truk L 8014 UR bermuatan pasir terguling di Jalan Jenderal Sudirman, tepat di muka jalan kantor gardu induk PLN Ungaran atau seberang pabrik biskuit Nissin.
Seorang pengendara sepeda motor Yamaha Jupiter Z merah H 5903 QV tertimpa badan truk hingga harus dilarikan ke RSUD Ungaran dengan luka cukup parah di bagian kakinya.
Arus lalu lintas mengular hingga beberapa kilometer. Bahkan gelombang kendaraan pekerja pabrik terpaksa memenuhi sejumlah ruas jalan pedesaan, mulai dari Beji, Leyangan, Kalirejo hingga ke Ungaran.
Beberapa jam sebelumnya, sebuah truk bermuatan gandum Nopol AD 1942 AR terguling di ruas jalan Diponegoro, tepatnya di simpang tiga Undaris, Selasa (9/5/2017) sekitar pukul 22.45 WIB.
Kemacetan berlangsung hingga Rabu dini hari hingga evakuasi bangkai truk dan muatan gandum yang berserakan di jalan selesai.
"Maut sepertinya mengintai kami di sepanjang jalur utama Semarang-Bawen ini," kata Sunardi (42), salah pemotor yang melintas di ruas jalan raya Ungaran.
Warga Lemah Ireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, ini mengaku miris dengan kerapnya kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya antara Bawen-Ungaran.
"Siapa yang tidak was-was coba. Kalau- kalau menyambar sepeda motor pasti fatal kan mas," ucapnya.
Sebagai masyarakat awam, Sunardi mempertanyakan fungsi keberadaan jalan tol Semarang-Bawen yang sudah beroperasi sejak empat tahun silam.
Pasalnya, masih banyak truk angkutan barang yang memadati jalur utama Semarang- Bawen ini, terutama pada jam-jam sibuk pagi hari atau sore hari.
Banyaknya kendaraan berbadan besar ini kerap memicu kemacetan. Ia mencontohkan pada saat truk berbadan lebar berjalan beriringan di tanjakan, mereka tidak bisa melaju lebih cepat karena sarat muatan.
Alhasil, seluruh badan jalan tertutup dan tidak ada ruang bagi pengguna jalan lain untuk bisa mendahului.