Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Embung di NTT Terancam Mengalami Kekeringan

Kompas.com - 29/04/2017, 12:31 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KompasProperti - Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan daerah tertinggal dan Trasmigrasi, Johozua M Yoltowu mengatakan, banyak embung di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), ketika musim panas akan kering.

Hal ini disebabkan pola pembuatan embung yang salah. Akibatnya, masyarakat tidak mendapatkan air saat musim kering.

“Kalau musim hujan embung akan penuh rata dengan air. Namun ketika musim panas malah debit air pun turun dan ada yang kering bahkan hanya dijadikan kubangan air oleh kerbau,” sebut Johozua di depan puluhan pendeta saat kegiatan Pendeta Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) Suka Tani, di Sekolah Lapangan Nekamese, Jumat (28/4/2017).

Johozua mengaku sudah melakukan survey embung di beberapa tempat dan hasilnya semua sama yakni mengering pada musim kemarau.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya sudah belajar dari beberapa pola embung di Yogyakarta yakni teknologi embung geomembran.

Johozua merinci, pola geomembran berupa penggalian dan perataan yang dilapisi membrane. Pola ini memungkinkan air embung akan mengalir sepanjang tahun dan tidak akan pernah kurang.

Pada musim kemarau, airnya dialirkan ke intalasi air, kemudian didistribusikan ke kebun dan sawah milik warga.

“Sudah berbagai teknologi yang kita kembangkan dan dalam rangka pembangunan 30.000 embung itu, Kementerian PUPR, Pertanian, Kementerian Desa, Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Kementeraian Dalam Negeri bersatu padu untuk membangun embung,” tuturnya.

Menurutnya, tugas pemerintah daerah saat ini segera memasukkan data tentang desain mengenai pembangunan embung dan membebaskan lahan agar program itu bisa terlaksana.

Pemerintah pusat, kata dia, sangat serius untuk membangun wilayah yang mengalami kekeringan seperti NTB, NTT dan Maluku. Dia berharap pemerintah desa pun berpartisipasi aktif.

Saat ini, pembangunan diorientasikan berbasis desa, karena itu Kementerian Desa sudah mengalokasikan dana Rp 1 miliar yang akan dibagikan untuk setiap desa di seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau