Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok Makin Butuh Hunian Vertikal

Kompas.com - 26/04/2017, 14:23 WIB
M Latief

Penulis

Depok, KompasProperti - Dengan keterbatasan lahan yang tersedia, arah pengembangan penyediaan hunian-hunian baru di Kota Depok mulai mengarah pada hunian vertikal atau apartemen. Terutama di kawasan Margonda, makin mendesak kebutuhan hunian vertikal tersebut di tengah pasokan lahan yang kian sulit dan mahal untuk membangun rumah tapak.

Di sisi lain, seluruh potensi mulai infrastruktur, akses transportasi, sampai layanan jasa rumah sakit berkelas internasional sudah tersedia. Ini semakin menguatkan kebijakan pembangunan perumahan di Kota Depok yang berdasarkan RTRW tahun 2000-2010 untuk menjadi buffer city bagi kawasan Jabodetabek.

"Depok semakin berpotensi untuk pembangunan hunian vertikal rumah susun atau apartemen," jelas Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Pemkot Depok, Wijayanto, dalam diskusi "Infrastruktur Depok Topang Kenyamanan Kota", di Depok, Rabu (26/4/2017).

Kehadiran rusun tersebut, tambahnya, di sisi lain juga dapat mendukung program sejuta rumah yang digulirkan pemerintah pusat. Sementara bagi pengembang hunian komersial, tidak tertutup kemungkinan pengembangan produk properti apartemen kelas menengah ke atas.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Orchid Realty, Mujahid, mengatakan bahwa hunian vertikal menjadi solusi utama di pusat kawasan bisnis (CBD) Margonda, Depok. Di kawasan tersebut harga lahan rata-rata menyentuh Rp 20 juta meter persegi (m2).

Mujahid menambahkan, dua atau tiga tahun terakhir ada dua tipe apartemen yang paling banyak dipasarkan di Depok, yaitu apartemen untuk hunian mahasiswa dan hunian keluarga. Permintaan untuk hunian mahasiswa bahkan masih yang paling tinggi, mengingat semakin meningkatnya jumlah mahasiswa yang kuliah di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gunadarma.

"Tipe yang banyak diminati itu tipe studio dengan kisaran harga Rp300 sampai Rp 500 juta,” kata Mujahid, yang juga menjadi pembicara diskusi.

Pada kesempatan sama, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna, menyatakan bahwa aksesibilitas Depok semakin maksimal memasuki 2019 nanti. Tak lain, karena tol Cijago seksi dua sudah mulai beroperasi di 2017 ini.

Saat ini, papar Herry, progres konstruksi jalan tol yang terdiri dari Margonda-Cisalak dan Margonda Kukusan itu masing-masing sudah mencapai 68 dan 50 persen.

Tol Cijago sendiri rencannya dibangun meliputi tiga seksi. Seksi I (Cimanggis-Jalan Raya Bogor) sudah beroperasi pada 2012 lalu, sementara Seksi III (Kukusan-Cinere) masih dalam proses pembebasan lahan.

Adapun akses keluar masuk tol akan berlokasi di Jalan Raya Bogor, Margonda, dan Cinere. Sementara itu, pembangunan jalan tol Depok-Antasari seksi I Antasari-Brigif ditargetkan selesai akhir tahun ini.

"Sekarang penyelesaian konstruksinya sudah mencapai 49,5 persen dengan pembebasan lahan 97 persen," ujarnya.

Bisnis MICE

Sementara itu, potensi lain Depok terkini adalah hadirnya Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sebagai layanan rumah sakit terbesar yang akan menjadi pusat kesehatan di masa depan Kota Depok.

Kepala Rumah Sakit Univesitas Indonesia (RSUI), Julianto Wicaksono, yang juga hadir sebagai pembicara, mengatakan bahwa kenyamanan konsumen properti selain ditopang akses juga didukung kehadiran rumah sakit modern yang berkelas internasional. RSUI sendiri mulai beroperasi di awal 2018 nanti.

"RSUI akan sekelas rumah sakit di Singapura, namun dengan biaya berobat yang lebih murah," tutur Julianto.

Dia menambahkan, bahwa rumah sakit modern berkapasitas 300 tempat tidur itu akan menerapkan konsep Academic Health System yang berorientasi sepenuhnya pada penyediaan lahan pendidikan profesional bagi dokter, dokter gigi, keperawatan, farmasi dan kesehatan masyarakat secara terintegrasi.

"Sekarang memang masih 300 tempat tidur, tapi konstruksinya di tahap kedua akan disiapkan untuk 900 tempat tidur. Ini akan memunculkan nilai sewa tempat tinggal sementara untuk dosen atau keluarga pasien dan tamu. Kalau semua infrastruktur siap, bisnis hospital tourism pasti jalan., termasuk bisnis MICE, karena ada seminar-seminar di RSUI dan butuh itu penginapan," ujar Julianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau