Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Jalan di Papua Butuh Rp 1,7 Miliar Per Kilometer

Kompas.com - 18/04/2017, 12:24 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Tidak seperti di Jawa dan Sumatera yang kini sudah dibangun sejumlah ruas tol, sebagian besar daerah di Papua bahkan belum memiliki jalan kabupaten.

Lanny Jaya, misalnya, beberapa tahun terakhir tengah mengupayakan program "No Isolation", yakni kampanye untuk menyiapkan akses 39 distrik.

Baca: Pemkab Targetkan Lanny Jaya Bebas Isolasi

Meski demikian, menurut Sekretaris Daerah Lanny Jaya, Christian Sohilait, proses membuka jalan sebagai akses warga tidak mudah dan butuh biaya besar.

"Kita pikir di sana buka jalan saja Rp 1,7 miliar per kilometer, kalau untuk bangun jalan aspal Rp 2,5 miliar," ujar Christ kepada KompasProperti, di Jakarta, Senin (17/4/2017).

Tak hanya mahalnya biaya, pembukaan jalan juga sering terhadang beberapa hambatan.

Christ menuturkan, seringkali saat petugas dari pemerintah kabupaten (pemkab) sampai di lapangan ada palang-palang yang dibuat oleh beberapa orang atau ada pohon milik warga.

Hambatan ini hanya bisa disingkirkan jika ada ganti rugi untuk warga. Akibatnya, dana tidak terduga muncul, anggaran pun membengkak.

Selain itu, ada beberapa tantangan lain yang dihadapi Lanny Jaya dalam membuka dan membangun jalan.

Kendala pertama, kata Christ, semua material dan alat yang digunakan untuk membuka jalan, harus diantar dengan pesawat. Sayangnya, pesawat ini tidak bisa beroperasi jika tidak ada bahan bakar.

Bahan bakar avtur ini harus didatangkan dari Jayapura yang juga membutuhkan biaya tinggi. Sudah begitu, bukan hanya Lanny Jaya yang memerlukannya, melainkan kabupaten-kabupaten lain di Papua.

"Kalau distribusi bahan bakar lambat, pembangunan juga lambat," imbuh Christ.

Kendala selanjutnya, adalah penentuan trase. Ia menjelaskan, sebelum menentukan trase, pemkab melakukan pemetaan dan survei menggunakan pesawat tanpa awak atau drone.

Misalnya, sudah diketahui trase harus putar gunung, tetapi berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, ketika di lapangan perhitungannya bisa berbeda.

Inilah yang membuat penetapan trase saja membutuhkan waktu karena harus berpindah-pindah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com