Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Bulan Pertama, Pendapatan Plaza Indonesia Rp 396 Miliar

Kompas.com - 13/04/2017, 18:27 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PILN) mencatat kinerja pendapatan kuartal I atau selama Januari-Maret 2017 senilai Rp 396 miliar.

Angka ini cenderung lebih rendah ketimbang pencapaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 404 miliar.

Chief Financial Officer PILN Lucy Suyanto mengatakan, target revenue perseroan tahun ini memang tidak ada pertumbuhan atau cenderung flat, alias sama dengan tahun lalu yakni Rp 1,659 triliun.

"Pertumbuhan revenue  relatif flat. Hal ini karena industri properti belum begitu menjanjikan," ujar Lucy usai Keterbukaan Publik di Jakarta, Kamis (13/4/2017).

Tak hanya revenue, EBIDTA juga mengalami penurunan menjadi Rp 198 miliar ketimbang Rp 211 miliar tahun lalu.

Untuk membiayai proyek-proyek yang telah dikerjakan tahun-tahun sebelumnya, perseroan yang mayoritas sahamnya dimiliki PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) 35,71 persen ini telah menyiapkan belanja modal (capex).

Lucy merinci, belanja modal tahun ini dialokasikan untuk pemeliharaan dan penambahan fasilitas di Plaza Indonesia senilai Rp 82,18 miliar, renovasi Grand Hyatt Hotel yang diestimasikan sejumlah Rp 700 miliar untuk dua tahun, dan pengembangan Mayfair Estate and Parklands Rp 2 triliun.

"Belanja modal untuk proyek di Jababeka tersebut dialokasikan untuk dua tahun," imbuh Lucy.

Terkait konstruksi finansial, PILN diketahui telah mendapat pinjaman dari empat bank dalam dan luar negeri.

Fasilitas pinjaman tersebut ditandatangani dengan CIMB Bank Berhad dan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai pengatur utama dan bookrunners; Qatar National Bank, Woori Bank, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai arrangers.

Sebelumnya, Plaza Indonesia juga berencana membeli kembali (buyback) saham perusahaan. Perusahaan mengalokasikan dana Rp 937,2 miliar untuk aksi tersebut.

Lucy mengaku, pembelian kembali saham karena mengacu pada peraturan OJK yang memberikan kesempatan kepada emiten dalam rangka mengantisipasi fluktuasi pasar yang cenderung signifikan untuk menjaga struktur finansial perseroan.

jadwal pelaksanaan buyback saham dapat diperpanjang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan persetujuan dari OJK serta BEI. Adapun jumlah saham yang dibeli kembali sekitar 8 persen dari modal disetor dan ditempatkan dalam perseroan atau sebanyak 284 juta saham.

”Harga pembelian kembali saham maksimal Rp 3.208 per saham," cetus Lucy.

Dia menambahkan, pembelian kembali saham sejak 31 Desember 2016 hingga 31 Maret tahun ini mencapai 14,43 persen menjadi 512,2 juta lembar saham.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau