Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Area Bendungan Jragung Terus Menyusut, Warga Minta Segera Direlokasi

Kompas.com - 10/04/2017, 17:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KompasProperti - Bupati Semarang, Mundjirin mendukung sepenuhnya program Presiden RI Joko Widodo terkait pembangunan 49 bendungan baru.

Salah bendungan baru tersebut berada di wilayah Kabupaten Semarang, yakni Bendungan Jragung di Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus.

Dipilihnya Dusun Kedungglatik ini lantaran wilayah tersebut terus menyusut karena terjangan arus sungai Jragung.

"Lokasinya di Dusun Kedungglatik dan kemarin pak Menteri PUPR sudah mengiyakan," kata Mundjirin, Senin (10/4/2017).

Dusun Kedungglatik, merupakan salah wilayah terisolasi di Desa Candirejo. Wilayah ini dikelilingi dua sungai besar, yakni Sungai Jragung dan Sungai Klampok, serta hutan milik Perhutani.

Kepala Desa Candirejo, Haryoto membenarkan wilayah Kedungglatik yang dihuni oleh 125 kepala keluarga (KK) atau sekitar 300 jiwa ini terus menyusut karena terjangan banjir Sungai Jragung.

Dia menyambut gembira rencana pembangunan bendungan tersebut oleh Pemerintah Pusat.

"Warga senang sekali jika rencana tersebut direalisasikan, karena setiap hujan wilayah Kedungglatik terkena erosi sungai," kata Haryoto.

Dia mengaku sudah dua kali mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di Kantor Kecamatan Pringapus pada tahun 2016.

"Saat itu dijelaskan bahwa konstruksi akan dilakukan pada tahun 2019," ujarnya.

Selain pemerintah desa, sosialisasi tersebut juga diikuti oleh Kepala Dusun Kedungglatik, pengurus RT/RW dan tokoh masyarakat setempat. Warga berharap segera direlokasi, namun masih berada di dalam wilayah desa Candirejo.

Sementara terkait wilayah Dusun Borangan dan Dusun Sapen, Haryoto berharap kedua wilayah itu juga ikut diperhatikan.

Baca: Bertemu Basuki, Bupati Semarang Curhat Soal Jembatan Maut Sunut

Saat ini infrastruktur kedua wilayah tersebut sangat memprihatinkan. Sebut saja rusaknya sejumlah jembatan yang menghubungkan kedua wilayah tersebut dengan pusat pemerintahan maupun kegiatan ekonomi.

"Terutama jembatan Sapen-Sunut, satu-satunya akses bagi kedua dusun saat ini," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com