Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisma Atlet Kemayoran, Rusun Rasa Apartemen

Kompas.com - 26/03/2017, 16:38 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Tidak seperti rumah susun (rusun) lain pada umumnya, Wisma Atlet Kemayoran dirancang untuk memenuhi standar sebagai athlete village yang dapat memberikan kenyamanan saat penghuninya beristirahat.

Hal ini direpresentasikan oleh tampilan fisik struktur yang kokoh, pekerjaan detail presisi, hingga sentuhan akhir yang membedakan antara rusun biasa, dan wisma atlet.

Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla berani mengklaim Wisma Atlet Kemayoran lebih baik dibandingkan dengan Olympic Village Barra da Tijuca, Rio de Janeiro, Brasil.

Dari tinjauan KompasProperti, tampak koridor yang memisahkan antar-unit, dan blok yang dibuat lebih lebar, dan bersih dengan dominasi warna putih pada dinding, dan krem pada lantai.

Demikian halnya pada main foyer, terlihat lapang dengan tampilan tak kalah clean. Pilar-pilar bangunan didesain berjajar, dengan interval beraturan, tak membuatnya menjadi penghalang bagi penghuni rusun untuk beraktivitas.

Hilda B Alexander/Kompas.com Main foyer Wisma Atlet Kemayoran. Wisma atlet ini dirancang sebagai rumah susun (rusun) yang terdiri dari 10 menara. Hingga Minggu (26/3/2017) progres pembangunan sudah mencapai lebih dari 60 persen.
Satu hal menarik lainnya selain fasilitas bersama tersebut di atas adalah lantai yang dilapisi keramik berdimensi 60 x 60 cm. Tentu saja, material keramik ini tidak akan kita dapati di hunian vertikal kelas rusun biasa.

Tak berlebihan, bila Wisma Atlet Kemayoran, disebut sebagai "bukan rusun biasa". Terlebih bila kita menengok interior setiap unitnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Syarif Burhanuddin menjelaskan, setiap unit Wisma Atlet Kemayoran didesain seluas 36 meter persegi.

Hilda B Alexander/Kompas.com Interior Wisma Atlet Kemayoran.
"Di dalamnya dilengkapi dua kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, dapur, dan ruang cuci," tutur Syarif menjawab KompasProperti, Minggu (26/3/2017).

Lapangnya luas setiap unit, bukan tanpa alasan. Syarif menyebut, unit-unit Wisma Atlet Kemayoran ini cocok buat keluarga dengan satu atau dua anak.

Keluarga sasaran adalah mereka yang masuk dalam kategori berpenghasilan rendah (MBR) dengan batas maksimal Rp 7 juta.

"Mereka bisa menyewa rusun ini dengan tarif kurang dari Rp 1 juta per bulan. Nantinya, rusun ini akan dikelola oleh pengelola yang ditunjuk kemudian. Kami masih membahasnya," sebut Syarif.

Hilda B Alexander/Kompas.com Kamar tidur utama pada unit seluas 36 meter persegi di Wisma Atlet Kemayoran, Minggu (26/3/2017).
Pembangunan Wisma Atlet Kemayoran guna mendukung perhelatan Asian Games 2018, ditugaskan kepada Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR.

Pembangunannya sudah dimulai sejak 17 Maret 2016 lalu dengan kontraktor pelaksana KSO PT Brantas Abipraya (persero)-Indulexco, PT Waskita Karya (persero) Tbk, PT Adhi Karya (persero) Tbk-PT Jaya Konstruksi Tbk-Penta, dan PT Wijaya Karya (persero) Tbk-Cakra.

Menempati area seluas 10 hektar, Wisma Atlet Kemayoran ini mencakup 7.426 unit dengan total nilai kontrak pembangunan Rp 3,4 triliun.

Hingga Minggu (26/3/2017), perkembangan konstruksinya sudah mencapai rata-rata 66,96 persen untuk Blok C2 dan 71,73 persen untuk Blok D10.

Kawasan Blok C2 merupakan aset milik negara atas nama Menteri Sekretariat Negara yang meliputi 3 menara sebanyak 1.932 unit. Sedangkan Blok D10 dibangun 7 menara dengan total jumlah 5.494 unit.

Hilda B Alexander/Kompas.com Kondisi kamar mandi di Wisma Atlet Kemayoran yang terdiri dari shower, kloset, dan wastafel.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com