KOMPAS.com - Bertengger di sebuah apartemen Taipei, Ge Ge, alias kakak tertua, tampak puas setelah ia menyurvei wilayah barunya.
Pemilik Ge Ge baru saja merombak unit seluas 45 meter persegi untuk membuat Ge Ge dan saudaranya, Mei Mei, atau sang adik perempuan, merasa lebih nyaman.
Jauh dari biasa, ini adalah salah satu dari banyak apartemen ramah kucing yang bermunculan di seluruh Asia.
Pintu melengkung kecil menghubungkan kamar, rak yang berfungsi sebagai kerangka untuk mendaki dan permukaan untuk menggaruk yang memiliki fungsi lain sebagai fitur dekoratif adalah sesuatu yang wajar.
"Bisnis kucing sedang booming. Saya tidak ingat pernah seperti ini tiga tahun lalu," kata Szuti Tsai, pendiri ST Studio Desaign berbasis di Taipei.
Sejak 2011, popularitas memelihara kucing telah meningkat sebesar 91 persen di Taiwan.
Hal ini diikuti dengan biaya yang dihabiskan pemilik mencapai 598,4 juta dollar atau Rp 8,093 triliun pada produk dan layanan terkait peliharaan selama setahun, menurut Dewan Pertanian.
Bersih dan kontemporer, apartemen Taipei yang dijuluki Loft H, muncul secara konvensional.
Tsai, yang baru saja mengadopsi kucing, bertemu kliennya di sebuah forum hewan peliharaan daring, di mana pemilik mengunggah pertanyaan dan berbagi saran.
Salah satu pengguna meninggalkan pesan yang tidak biasa. Dia mencari seseorang untuk merancang sebuah apartemen minimalis serta menyesuaikan kebutuhan untuk dua kucing.
Tsai pun mengontak pengguna forum tersebut untuk menawarkan jasanya.
"(Klien) mengatakan kucingnya benci ketika ia menutup pintu. Mereka menjadi "gila"," kata Tsai.
Saat ini, menurut dia, kucing benar-benar membutuhkan lebih banyak perhatian daripada yang orang-orang pikirkan. Mereka ingin tahu apa yang pemiliknya lakukan setiap saat.
Untuk mengatasi masalah itu, Tsai merobohkan dinding internal, dan membuat apartemen menjadi ruang terbuka.