Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Penangkapan WNA China, KCIC Bantah Bekerjasama dengan Geo Central Mining

Kompas.com - 28/04/2016, 00:01 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) membantah bekerjasama dengan PT Geo Central Mining yang mempekerjakan WNA asal China, sebagaimana ramai diberitakan media massa.

WNA asal China yang berjumlah lima orang tersebut kedapatan melakukan survei dan pengeboran untuk mengambil sampel tanah (soil investigation) dalam rangka pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tanpa mengantongi izin dari otoritas Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma.

Baca: Lima WNA China yang Ditangkap di Halim Bukan Tentara

Direktur Utama PT KCIC Budi Hanggoro Wiryawan menegaskan baik KCIC maupun PT Wijaya Karya (persero) Tbk (Wika) tidak menandatangani kontrak dengan PT Geo Central Mining untuk melakukan survei dan soil investigation

"Untuk pekerjaan soil investigation di wilayah Halim Perdanakusuma, PT KCIC melakukan komitmen kontrak dengan PT Hebei dan tidak memerintahkan PT Hebei untuk melakukan kegiatan apa pun di wilayah Halim Perdanakusuma," jelas Hanggoro dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada Kompas.com, Rabu (27/4/2016).

Karena itu, tambah Hanggoro, pihaknya perlu menyampaikan klarifikasi guna menghindari kesimpangsiuran dan berbagai kesalahpahaman atas pemberitaan yang terjadi. 

Dalam klarifikasinya tersebut, Hanggoro juga menyampaikan bahwa dalam rangka proses pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini KCIC tidak memerintahkan kegiatan apa pun di wilayah Halim Perdanakusuma Jakarta

Untuk mengawasi seluruh kegiatan yang terkait dengan penyiapan design engineering kereta cepat jakarta-Bandung, KCIC telah menjalin kerjasama dengan The Thirds Railway Survey and Design Institute Group Corporation (TSDI).

Sebelumnya diberitakan Tim Patroli TNI Angkatan Udara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, mengamankan tujuh orang pekerja proyek kereta cepat di tepi jalan tol ruas Halim, Km 3,2, pada Rabu (27/4/2016) sekitar pukul 09.45 WIB.

"Mereka kami amankan karena memasuki area Halim Perdanakusuma dan melakukan pengeboran proyek," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Wieko Syofyan saat dihubungi Kompas.com.

Dari tujuh orang itu, lima orang diketahui warga negara asing. Sementara itu, dua lainnya adalah warga negara Indonesia.

Mereka, kata Syofyan, merupakan pekerja PT Geo Central Minning, mitra dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang mengerjakan proyek kereta cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com