KOMPAS.com - Desainer London John Pawson telah menyelesaikan properti ketujuh dalam seri Alain de Botton's Living Architecture.
Ia terinspirasi rumah Jepang dan biara-biara Benediktin dalam merancang Life House, yaitu rumah seluas 260 meter persegi.
Fitur-fiturnya meliputi ruang gelap dan damai yang disembunyikan di sisi bukit, ruang kontemplasi yang menghadap pegunungan Welsh, Wales.
"Di rumah ini saya ingin membuat sebuah tempat perlindungan sekuler dan modern, di mana para tamu dapat menikmati manfaat introspeksi, kesendirian dan perendaman di alam," jelas Pawson yang terkenal karena gaya arsitektur minimal.
Life House atau Ty Bywyd, terletak di lereng yang lebih rendah dari lembah dekat Llandrindod Wells. Ini adalah properti pertama Welsh dalam portofolio Living Architecture tentang rumah liburan.
Alain de Botton, penulis dan filsuf, mendirikan perusahaan pada tahun 2010 untuk mempromosikan arsitektur kontemporer kepada publik Inggris.
Properti Pawson ini dirancang sehalus mungkin seperti bayangan. Untuk membuat penampilan suram ini, bagian luarnya didominasi dari satu bahan, yaitu bata hitam Denmark.
Bahan yang sama dipasang pada dinding di dalam gedung, namun nadanya berubah menjadi abu-abu sangat pucat.
Lebih dari 80.000 batu bata buatan tangan yang digunakan, dan dilengkapi dengan polesan sederhana lainnya termasuk lantai beton yang dipoles dan langit-langit kayu cemara Douglas.
Denah lantai mencakup dua koridor yang bersama-sama membentuk suatu bentuk L. Satu koridor yang dikenal sebagai koridor gelap, menuju ke ruang terendam di mana para tamu diundang untuk berbaring dalam kegelapan.
Koridor kedua atau koridor cahaya yang berakhir di luar ruangan. Sebuah dapur, ruang makan dan lounge gabungan diposisikan di jantung bangunan.
Ada pula tiga kamar berukuran suite, yang didedikasikan untuk kegiatan berbeda. Ruang dengan pemandian dilengkapi bathtub besar.
Kemudian ruang musik dilengkapi dengan sistem suara dan pilihan musik, dan kamar tidur perpustakaan yang diisi koleksi sastra.
Semua kamar ini memiliki jendela besar, yang memungkinkan para tamu dapat menikmati pemandangan selama kegiatan.
"Lokasinya luar biasa jauh dan saya ingin membuat tempat suci di mana orang merasa di rumah, tapi tidak pernah terisolasi dari karakter unsur dari lanskap sekitarnya," tambah Pawson.
Livin Architecture mulai menerima pemesanan untuk "Life House" dalam waktu dekat. Perusahaan telah diminta membangun properti sebagai "tempat perlindungan yang menyediakan ketenangan, kontemplasi dan restorasi".
"Kota yang sibuk memberikan kesempatan-kesempatan tertentu sementara pada saat yang sama, menarik diri kita dari orang lain," tambahnya.
Dengan demikian, menurut Pawson, risikonya adalah bahwa orang-orang akan lupa untuk meluangkan waktu untuk dirinya dan sulit memahami pikirannya sendiri. Berdasarkan kebutuhan, orang-orang perlu tinggal dengan tenang dan perspektif tertentu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.