Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2016, 15:45 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Di bidang pariwisata, Indonesia memiliki alam dan kuliner yang menjadi andalan. Hal ini menjadi faktor tumbuh kembang pariwisata yang meningkat 5 persen setiap bulan.

Ketika berbicara reklamasi, keindahan alam tidak lagi asli atau alami. Dengan demikian, bisa berdampak pada bidang pariwisata, khususnya di Bali.

"Wisatawan datang ke Indonesia tidak mencari gedung-gedung (beton), kecuali (wisatawan) di negara-negara tertentu," ujar Ketua Umum Association of the Indonesia Tours and Travel Asnawi Bahar saat diskusi Perspektif Indonesia dengan topik "Masih Perlu Reklamasi?" di Jakarta, Sabtu (16/4/2015).

Menurut Asnawi, hanya wisatawan domestik yang memiliki kebiasaan untuk berwisata ke pusat perbelanjaan. Sementara wisatawan asing, lebih mencari keaslian, alam yang ramah, dan budaya.

Asnawi juga mengatakan, kegiatan turis asing sangat bergantung pada alam dan sangat jauh dari gedung-gedung. Sebaliknya, reklamasi justru memberikan ruang-ruang untuk pembangunan gedung.

Ia mencontohkan, Teluk Benoa yang terletak di selatan Bali. Reklamasi di daerah ini sebenarnya tidak terlalu mendesak.

"Di situ (selatan Bali), sudah padat. Padahal di timur dan utara masih terbuka," jelas Aswan.

Ketika Indonesia sudah punya alam yang indah, kata dia, maka dibutuhkan sentuhan teknologi. Pasalnya, bangunan tinggi tidak akan datangkan wisatawan.

Hal ini terlihat dari kecenderungan wisatawan di Bali yang berjumlah 4 juta orang. Hampir seluruhnya datang ke Bali bukan untuk mencari gedung-gedung tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com