SURABAYA, KOMPAS.com - Krisis ekonomi sepertinya tak mampir di Surabaya, Jawa Timur. Terbukti unit-unit apartemen Grand Sungkono Lagoon dengan laris dibeli orang kaya di kota berjuluk Kota Pahlawan ini.
Padahal harga terendahnya Rp 1 miliar untuk ukuran unit satu kamar tidur seluas 38 meter persegi. Sementara harga tertingginya sekitar Rp 5,5 miliar untuk unit tiga kamar tidur.
Dalam istilah Marketing Manager Grand Sungkono Lagoon, Lusiani, kalangan sugih Surabaya ini tak mau dikalahkan satu sama lain.
"Kalau si A beli yang lebih luas, maka si B akan beli yang lebih mahal," ungkap Lusiani kepada Kompas.com, Jumat (15/4/2016).
Seraya menunjukkan angka transaksi dengan bilangan sembilan hingga sepuluh angka, Lusiani menuturkan, saat ekonomi melambat seperti ini saja, mereka masih mencari unit apartemen terluas.
Para pembeli dengan profil pengusaha, atau pemilik kerajaan bisnis di Surabaya berlomba membeli apartemen terluas dan termahal.
Bahkan, kata Lusiani, ada satu pengusaha yang meminta dirinya menggabungkan dua unit apartemen ukuran terluas seharga Rp 9,5 miliar.
"Ketika saya bilang ada, dia langsung beli dan melakukan transaksi secara tunai bertahap," sebut Lusiani.
Alhasil, penjualan Grand Sungkono Lagoon untuk menara Venetian yang digarap PT PP Properti Tbk ludes terjual kurang dari satu tahun selama periode Februari hingga Desember 2015.
"Jumlah totalnya 518 unit dengan nilai penjualan Rp 500 miliar," kata Lusiani.
Menurut riset Colliers International Indonesia, meski tingkat serapan apartemen di Surabaya sedikit menurun namun secara umum masih berada pada angka di atas 95 persen.
Untuk proyek apartemen eksisting, tingkat serapannya mencapai 97,0 persen. Sementara untuk proyek apartemen yang sedang dibangun mencatat tingkat serapan 70,4 persen.
Karena itu tak salah jika Colliers menyimpulkan pasar apartemen Surabaya cenderung cukup sehat seiring meningkatnya taraf hidup masyarakat dan banyaknya populasi bekerja di kota ini.
Selain orang kaya Surabaya, pertumbuhan permintaan yang kuat berasal dari para mahasiswa baru berbagai kota di Indonesia, pebisnis, dan industrialis.
"Karena Surabaya dikenal sebagai pusat bisnis, industri dan pendidikan di timur Indonesia," tulis Colliers.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.