Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peningkatan Level Air Laut, Risiko yang Mengintai Proyek Reklamasi

Kompas.com - 28/03/2016, 17:06 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com - Berbagai dampak mulai dari lingkungan hingga sosial menjadi permasalahan yang muncul terkait proyek reklamasi di berbagai daerah di Indonesia.

Salah satu masalah utama yang mengintai proyek pembangunan di pinggir laut adalah peningkatan level air laut dalam beberapa tahun mendatang.

Para akademisi meyakini jika rumah-rumah atau bangunan lainnya yang dibangun di pinggir laut akan memiliki risiko besar pada 30 tahun mendatang.

"Peningkatan level air laut secara signifikan berdampak pada pemilik properti di sepanjang pinggir laut," kata Redaktur The Fifth Estate, Tina Perinotto, saat memberikan kuliah tentang kerentanan pantai pada kenaikan permukaan laut di Universitas Sydney, Australia.

Para peneliti di Dewan Iklim Dunia menyatakan kenaikan level air laut pada 2030 adalah sebesar 0,2 meter. Angka ini terus meningkat menjadi 0,5 meter, 0,8 meter, dan 1,1 meter pada abad 22 atau tahun 2100 serta tidak menutup kemungkinan kenaikan yang terjadi mencapai 1,5 meter.

Oleh karena itu para pengembang yang berencana membangun proyek propertinya di pinggir laut diharapkan mempertimbangkan segala risiko ke depannya.

SOM Rancangan induk Pluit City yang dikembangkan PT Agung Podomoro Land Tbk.
Untuk diketahui, saat ini tengah dan akan dibangun pulau rekayasa di berbagai daerah di Indonesia. Antara lain, kawasan Pantai Utara Jakarta, Teluk Benoa Bali, dan Pantai Losari Makassar.

Reklamasi di beberapa wilayah tersebut saat ini masih menimbulkan polemik. Para aktivis lingkungan meminta pemerintah untuk melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) terkait reklamasi tersebut.

Namun, masalah peningkatan level air laut belum menjadi perhatian banyak pihak. Padahal masalah tersebut merupakan masalah jangka panjang yang mesti diwaspadai sejak dini.

"Peningkatan level air laut terjadi karena adanya kenaikan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrim seperti angin topan, badai, erosi, dan ombak besar," kata Profesor Universitas Sydney, Abbas El-Zein.

El-Zein menambahkan, pemasalahan peningkatan level air laut bukan main-main dan hal itu akan terus mengintai bagi semua proyek pembangunan di pinggir laut, termasuk proyek reklamasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau