Ini merupakan proyek apartemen tingkat rendah atau low rise sepuluh lantai yang dirancang sebanyak dua menara dengan jumlah total 500 unit.
Berbeda dengan rumah tapak yang didedikasikan bagi konsumen mapan dan pensiunan usia 50 tahun ke atas, Vimala View ditujukan untuk pasar lebih muda dan dinamis dengan rentang usia 35-45 tahun.
"Ceruk pasar kelas mapan usia seperti itu sangat besar. Terutama mereka yang banyak uang, dan mendambakan hidup praktis di hunian mewah dengan manajemen profesional," ujar GM Marketing Vimala Hills and Resorts Zaldy Wihardja kepada Kompas.com, Kamis (12/11/2015).
Kendati banyak uang, kata Zaldy, namun preferensi dan selera pasar kelas ini lebih kepada gaya hidup urban. Karena itu Agung Podomoro Land mengakomodasinya dengan konsep apartemen tingkat rendah.
Harganya pun tidak setinggi rumah tapak Vimala Hills and Resorts yang saat ini sudah menyentuh angka Rp 3 miliar hingga Rp 12 miliar per unit.
Agung Podomoro Land mematok harga Vimala View mulai dari Rp 1,2 miliar-Rp 1,5 miliar untuk tipe studio ukuran 44 meter persegi.
Sedangkan tipe satu kamar tidur ukuran 55 meter persegi dan tipe dua kamar tidur ukuran 75 meter persegi, menurut Zaldy masih digodok harga jualnya.
Guna merealisasikan pembangunan Vimala View, perseroan membutuhkan dana investasi setidaknya Rp 800 miliar.
"Nantinya, apartemen ini akan dikelola Pullman (salah satu merek hotel dari Accor Group) yang hari ini kesepakatan kerjasamanya ditandatangani," sebut Zaldy.
Vimala View mulai dibangun pada 2016 mendatang dan dijadwalkan selesai setahun kemudian.